Ia adalah riuh yang melata, bagai dedaunan yang mengikuti arah angin
Ia juga gelombang yang hanya memadu arah angin
Ia adalah guru, namun juga murid
Ia tergeletak, pun juga berdiri
Menyapa dedaunan yang menertawakannya
Tetapi mata memandang hanya sebatas jarak pandangnya
Hati menyelam siapa yang tahu
Hanya Tuhannya
Lalu tertidur, kenyang
Ketika bangun melata lagi
Begitulah ia
2021
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!