Persepsi tentang santri sangatlah beragam. Santri dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Ia menemukan ruang di manapun santri itu berkelindan.
Etos santri adalah murabathah atas keberagaman yang lahir dan muncul di dalam kehidupan. Tujuannya adalah menjaga keseimbangan.Â
Keseimbangan hidup memang perlu dijaga dan direnungkan. Mengapa? Karena santri memiliki poros kuat dalam menjaga ruang-ruang kehidupan.
Poros santri yang paling utama adalah kesadaran. Kesadaran paling mendasar yang dibangun adalah menata diri. Menyelesaikan dengan diri sendiri. Laku paling utama adalah selesai dengan dirinya sendiri.Â
Kalau bukan kesadaran yang dibangun, lantas mengapa santri diajari dan dituntut untuk tirakat. Tirakat sosial, pun tirakat intelektual.
Tirakat sosial adalah menjaga keberagaman dan keberagamaan. Sedangkan tirakat intelektual adalah selalu menata diri untuk semangat belajar.Â
Bukan perihal nilainya berapa? Atau menilai lian. Tetapi menghargai dan menghormati sesama. Baik dalam konteks agama pun kehidupan sosial.
Santri memiliki interaksi jenaka, pun serius.sehingga peradaban sosial cukup mewarnai atas perkembangan santri. Tergantung dari sudut pandang, jarak pandang dan bidang pandang.Â
Maka dari itu, santri bukan hanya setingkat siswa semata. Tetapj santri adalah murid, salik, dan zahid . Moral menjadi sangat penting dalam perjalanan santri.
Ketika santri itu kembali ke kampung halaman, maka di samping ilmunya juga moralnya yang dilihat. Sehingga, dua hal yang tidak bisa dipisah adalah ilmu dan moral.Â