Mohon tunggu...
A. Dahri
A. Dahri Mohon Tunggu... Penulis - Neras Suara Institute

Ngopi, Jagong dan Silaturrahmi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Periksa Kehamilan, Antara Siaga dan Belajar Peka

20 September 2020   10:07 Diperbarui: 20 September 2020   10:13 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi-pagi sekali saya ke puskesmas terdekat bersama istri yang sudah berbadan dua. Layaknya pasangan pada umunya, saya berusaha seperhatian mungkin kepadanya. Dari menggandeng tangannya sampai menemani proses pemeriksaan kehamilannya. Tak ada yang mengagetkan, tentu biasa seperti pada umunya periksa.

Selepas mengambil sampel darah, lalu cek kondisi janin dan kondisi ibunya hasilnya normal semua. Hanya saja HBnya rendah. Maklum orang hamil kadang suka sensi terhadap bau-bau makanan. Seharusnya makan sayuran kadang eneg dan suka ngemil yang lain. Yang tentu tidak ada kaitannya dengan kesehatan kehamilannya.

Akhirnya kita (saya dan istri) mencari bahan makanan yang manfaat dan kegunaannya untuk mengatasi HB rendah. Bayam, hati ayam, buah naga dan ketela rambat. Dari situ benar apa yang dikatakan kebanyak orang bahwa  mensana in corpore sano, atau corpore sano in mensana. Tentu hal ini saling erat kaitannya.

Tetapi yang aneh, mulai sore sampai pagi ini kondisi istri saya lemas begitu saja. Mual-mual bukan lagi barang asing, padahal dari kehamilan bulan pertama sampai menuju ketujuh ini tidak pernah mual dan muntah seperti tadi malam, bahkan pagi ini. Dengan kata lain, agaknya ada sesuatu yang salah ini? Solusinya kembali ke bidan tempat biasa kita periksa.

Di sana dilayani dengan baik, protokol kesehatan tetap berjalan. Bidanpun siaga dan melayani dengan cekatan. Sampai akhirnya diketahui kenapa perutnya sakit dan mual-mual terus, ternyata "obat yang dari puskesmas jangan diminum dulu ya..." Himbau Bidan tersebut.

Selepas itu kita kembali, tetapi sesampai di rumah perutnya yang membuncit itu kembali sakit. Tetapi bagaimana lagi? Kata bidan tidak apa-apa, hanya jangan minum obat dulu. Akhirnya saya cari kelapa muda, dengan harapan menetralisir obat yang sudah terlanjur diminum dari kemarin.

Akhirnya, ia tertidur pulas dan - tanpa merasakan sakit di perutnya. Intinya, kehamilan tidak hanya menuntut si ibu hamil untuk siaga dengan dirinya sendiri, tetapi juga suami atau calon bapak perlu kepekaan yang berlipat ganda melebihi kepekaan dan kesiapan sang istri. Sehat selalu untuk semua ibu hamil dan calon anak yang dikandung. Khususnya istriku dan calon buah hatiku. []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun