burung mirip kutilang itu menertawakanku.
ketika sebuah nafas menghantarkanmu. kedamaian.
kau tahu, apa yang terjadi saat itu?
dia berkata "Pulanglah, sebentar lagi akan turun hujan"
akupun tak menghiraukan celoteh itu.
ku anggap sebuah nada yang tak bermakna. karena apalah arti celoteh burung.
...
iya, aku baru ingat.
Menelanjangi malam dengan puisi-puisi usang, saat itu juga.
Puisi yg kukirim ketika kau masih perawan.
namun Kini tak lagi indah. .
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!