Mohon tunggu...
Mohamad Yusuf Iskandar
Mohamad Yusuf Iskandar Mohon Tunggu... -

Rakyat biasa yang ingin urun rembug untuk kemajuan bangsa dan negaranya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hai Jokowi, sebagai Rakyat Saya Berhak Mengingatkan Anda

18 Oktober 2014   20:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:33 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pesta para pendukung anda saat pelantikan anda jadi presiden menurut saya kurang tepat disaat negara ini diberbagai wilayah NKRI sedang dilanda musibah gunung meletus, kekeringan , kemiskinan dll.

Alangkah baiknya anda sebagai calon pemimpin bangsa ini dapat mengendalikan pendukung anda tersebut agar tidak menghambur-hamburkan harta dengan mubadzir hanya untuk bergembira menyambut anda menjadi Presiden republik ini. Seharusnya anda dan para pendukung anda bermuhasabah diri (merenungkan) betapa beratnya tugas sebagai pemimpin dimata Allah swt  dan dimata Rakyat Republik Indonesia yang jumlahnya lebih dari 250 juta dengan berbagai macam keinginan yang tentunya berbeda-beda pula.

Perlu anda ketahui bahwa di yaumil hisab nanti seorang pemimpin adalah yang terakhir kali di hisab oleh Allah swt setelah semua rakyat yang dipimpinnya selesai di hisab. Dan anda menanggung beban rakyat anda yang merasa di dzolimi, oleh anda. Apalagi dalam sumpah anda nanti tidak hanya bersumpah kepada rakyat ini, tapi juga kepada Allah swt karena anda seorang muslim. Ingatlah adzab Neraka sangat pedih, kecuali jika anda sudah tidak mempercayai adanya Neraka, tidak mempercayai Rasulullah Muhammad SAW.

Ingat dan camkan itu, perbuatan mubadzir adalah sahabat syetan (tentunya anda dan pendukung anda tidak suka disebut sebagai sahabat syetan) semoga Allah swt memberikan hidayah kepada anda.

Salam dari rakyat di tanah Karo yang sedang menderita meletusnya gunug berapi

Salam dari sebagian rakyat Indonesia yang saat ini untuk mendapatkan air hanya sekedar untuk minum saja begitu sulit .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun