Mohon tunggu...
christian saputro
christian saputro Mohon Tunggu... -

Director Executive Jung Foundation Director Executive Sekelek Institute And Pubhlising House

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Melacak Jejak Melayu di Lembah Bujang

19 September 2013   23:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:39 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

13796076761907929598
13796076761907929598

Sejumlah memori kejayaan Melayu tersimpan di situs ini. Jika Anda ingin membaca Melayu masa lalu tetirah di kawasan wisata ini memang menjadi pilihan tepat.

Semenanjung Melayu yang kini dikenal dengan sebutanAsia Tenggara sudah dikenal dari abad ke-3 hingga ke-12 di wilayah Nusantara. Bila ingin mengenang dan melacak kejayaan masa lalu negeri Melayu, museum Arkeologi Lembah Bujang (Bujang Valley)di Batu Pahat dan Museum Merbok, Sungai Petani di Negeri Kedah, Malaysia adalah tempatnya.

BujangValley

Pada sebuah pagi yang basah rombongan kami yang sebagaian besar sastrawan dari nusantara sudah sampai di situs Bujang Valley atau disebut dalam bahasa setempat Lembah Bujang.Situs dan galeri museum Lembah Bujang (Bujang Valley) ini merupakan pusat koleksi benda budaya dan artefak Melayu.

Setelah lelah mengikuti berbagai diskusi dan pementasan yang ditajuk dalam Pertemuan Sastrawan Nusantara (PSN), panitia mengajak peserta untukdapat menyambangijejak kejayaan Melayu.

Situs Lembah Bujang yang juga dikenal dengan nama Bujang valley dan Museum Merbok yang menyimpan berbagai artefak dan benda budaya peninggalan sejarah dari abad 3 – abad ke-15 Masehi.Kami setidaknya menikmati tak kurang seribuan artefak dipajang di 2 galeri museum ini. Sedangkan sekitar 2500 lainnya sedang dalam penelitiandan pengakajian ahli purbakala dari Kuala Lumpur.. Museum ini terletak di kawasan hujan tropis yang masih hijau dan tertata.

Kononk, dulu jazirah Melayu merupakankawasan tansit parapedagang dan pelaut bangsa Arab, Cina ,India dan berbagai bangsa yang mendiami wialayah Melayu. Di galeri juga disimpanartefak budaya yang berhubungan dengan penyebaran dan perkembangan agama Budha ,Hindu dan Islam.

Situs Candi Bukit Pahat

Setelah berlelah-lelah melacak sejarah Melayu di Lembah Bujang, rombongan kami meneruskan perjalan ke Situs Candi Bukit Pahatletaknya disebelah Barat di pinggir Sungai Batu Pahat sekitar 3 km sebelah selatan dari kampung Sungai Merbok.

Di kawasan situs ini ditemukan sekitar 66 artefak Candi Shiva.Di situs ini juga diketemukan2 prasasti purba yang terbuat dari kayu dan batu granit. Semua jenis kayu dan atapyang ditemukanjenisnyatak ditemukan lagi pada saat ini.

Berdasarkan hasil penelitian menguatakan bahwa Lembah Bujang merupakan pusatkan kerajaan Melayu. Lokasi yang strategis ditengah-tengah Lautan Hindia Selatan dan Laut Cina Selatan ini membuat parapedagang dari kawasan Timur Tengah, Gujarat, Cina, India dan bangsa-bangsa lainnya dikawasan Nusantara menjadikan Lembah Bujang menjadi pelabuhan persinggahan.

Folklore

Fakta sejarah dan artefak ini jugaditambah denganbukti-bukti berupa dalam manuskrip syair-syair Tamil (India) dan Arab. Sedangkan I-Tsing yang berlayar dari Cina ke India yang juga melintas dikawasan ini mencatat keberadaan Lembah Bujang. Dalam hikayat Merong Mahawangsa (Tales of Memori Mahawangsa) bertajuk “Langkasuka” yang cukup melegenda di kawasan negeri Kedah.

Padazaman Budha dan Hindu Lembah Bujang ini menjadi salah satu pelabuhan penting di kawasan semenanjung Malaya. Kemudian pada masa kerajaan Islam berkembang pusat kerajaan berpindah ke Malaka. Dalam perkembangan selanjutnya ketika Kerajaan Melayu berkuasa kawasan ini menyandang nama baru Kedah Darul Aman yang hingga kini menjadi salah satu negera bagian kerajaan Melayu.

Penelitian

Menurut Muhammad Ali---salah satu pemandu---kegiatan penelitianarkeologi di Lembah Bujang dimulai sejak tahun 1840 yang dilakukan oleh peneliti asing. Kemudian pada tahun 1970 diambil alih para peneliti lokal.

Pada tahun 1864, Kolonel James Cow mulai melakukan riset di Lembah Bujang. Pada awal abad ke-20 ditemukan 2 Candi di kawasan Puncak Gunung Jerai. Kemudian mulai tahun 1920 -1930 I.H.N Evan juga melakukan penelitiandi situs Lembah Bujang ini. Peneliti HG Quaritech Wales dan istrinya Dorothy pada sekitar tahun 1938-1939menemukan 30 Candi dengan rincian 29 candi di situs Lembah Bujang dan 1 di Seberang Prai.

Sedangkan Alstair Lamb yang melakukan eksavasi dan rekonstruksi di Bukit Pahat pada sekitar tahun 1950 menemukan 8 situs .Pada tahun 1961 Paul Wheathly melakukan dan mengumpulkan bukti-bukti sejarah Lembah Bujang.Pada sekitar tahun 1970 merupakan era baru penelitian di situs Lembah Bujang yang dilakukan serpenuhnya oleh para periset lokal.

Departemen Permuseuman dan Kepurbakalaan Kuala Lumpur menurunkan para penelitinya dan melakukan penelitian secara berkesinambungan. Ahli-ahli kepurbakalaan dari Universitas banyak diterjunkan langsung meneliti situs ini.

Wisata Keluarga

Di komplek Museum Lembah Bujang ini sangat ideal dijadikan tempat pelancongan keluarga. Pasalnya, di kawasan ini masih dijumpai pemandangan hutan hujan tropis yang masih alami yang kaya flora dan fauna. Kawasan ini sangat cocok untuk destinasi pelancongan alam dan budaya.

Sedangkan di kawasan Sungai Merbok yang masih alami bisa dilalukan kegiatan wisata susur sungai, berenang dan hiking. Kegiatan lainnya yang tak kalah menarik adalah agrowisata, melihat persawahan dan menjelajahkampung petani.

Di kawasan ini pelancong juga bisamenginap, bersantai dan berburu cenderamata di Pantai Merdeka, Gunung Jerai (Kedah Peak), Taman Rekreasi Tupak dan Tropical Rain Forest Recreation Park.

Melancong ke kawasan ini memang paling cocok mengajak keluarga. Sembari menikmati udara segar kami telahmelakukan ziarah budaya melacak sejarah kejayaan Melayu masa lalu.

Siapa tahu perjalanan ke destinasi wisata ini bisa menginspirasi kami dalam menjalani kehidupan, setelah mengaca pada kejayaan masa lalu nenek moyang. Kami bisa memahatkan kenangan dalam puisi, cerpen atau pun catatan perjalanan dan bisa berbagi dengan yang lain.

How To Get There

Dari Terminal Purdu Raya Kuala Lumpurkita bisa menggunakan bus regular ke Sungai Petani atau Kedah dengan ongkos sekitar RM 35. Kemudian dari Terminal Sungai Petani atau Terminal Bandarraya, Alor Setarbisa melanjutkan ke Museum Lembah Bujangdengan taksi carteran. Dari Kuala Lumpur juga ada jadwal pesawat reguler dan juga kereta api sebagai alternatif menuju kota Alor Setar ibukota negeri Kedah.

.

Museum Arkeologi Lembah Bujang yang dikelola Ministri 0f Culture, Arts & Heritage Malaysia dan Jawatan Museum Malaysia Kuala Lumpurbisa dikunjungi sepanjang tahun dari Senin – Minggu 9.00 – Jam 15.00, kecuali hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.

Kalau ingin menginap banyak hotel-hotel yang bisa dijadikan pilihan sesuai dengan kocek dikantong antara lain:Hotel Sungai Petani, Hotel Seri Malaysia, Novotel, Swiss Garden Inn, MS Garden, Sungai Petani Inn, Northern Lodge, Park Avenue (Sungai Petani),Damai Resort (Merbok), Holiday Villa dan Grand Hotel (Kedah Darul Aman). (christ_lampunk@yahoo.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun