Mohon tunggu...
Yasid S.Pd.,SMT.,CH.,CHt
Yasid S.Pd.,SMT.,CH.,CHt Mohon Tunggu... Trainer dan Inspirator, Pengusaha -

National Trainer dan Inspirator Move ON, Dosen Bahasa Inggris, Pengusaha Sukses

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Hati-hati "Money Politic" CALEG !!!

7 April 2014   05:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:59 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, tahun ini (2014) adalah tahun politik bagi negeri ini. Berbagai cara dilakukan oleh parpol peserta pemilu demi mendulang suara, tak terkecuali “menebar” uang. Orang banyak yang terlena akan hal ini, mereka seolah terbius dengan jumlah uang yang diberikan oleh para caleg parpol. Mereka senang menerima uang yang sebenarnya jumlahnya tak seberapa dibanding manfaatnya. Mereka tidak sadar bahaya yang “terkandung” dalam uang tersebut. Satu hal yang pasti, mereka telah menggadaikan masa depan mereka dengan selembar uang. Selain itu, mereka juga tidak sadar kalau uang yang mereka terima itu adalah uang haram.

Kebanyakan orang berfikir “ah, nggak apa-apa terima uangnya tapi nggak usah pilih orangnya”. Para caleg memberikan uang pasti tidak secara cuma-cuma, mereka pasti memberi embel-embel “tolong pilih saya”. Nah, jika kita menerima uang dari mereka tapi kita tidak memilihnya berarti kita telah melanggar akad/kesepakatan dan itu artinya uang yang kita terima menjadi haram.

Lalu apakah persoalan berhenti sampai disitu saja? Ternyata tidak. Kita terima uangnya dan kita mencoblos mereka para caleg, maka uang itu juga tetap bisa dikategorikan haram. Kenapa? Karena uang tersebut jadi berkedudukan “uang suap”. Sama saja, uang suap pun dalam agama maupun undang-undang negara itu dilarang. Jadi apa yang harus kita lakukan? Kalau kita tidak mempuyai keinginan untuk memilih seorang caleg karena sudah punya pilihan lain, katakan dengan jantan “maaf, saya tidak bisa menerima uang anda. Saya sudah punya pilihan sendiri”. Kalau anda cocok dengan caleg yang memberi uang tersebut, katakan juga dengan jantan “oke, saya setuju dengan anda. Anda mempunyai visi dan misi yang bagus. Jangan berfikir saya memilih anda karena uang anda, saya memilih karena visi dan misi anda. Saya tidak mau menerima uang anda, lebih baik uang anda ini untuk orang-orang yang membutuhkan bantuan jika anda benar-benar terpilih nanti”.

Selain bahaya-bahaya di atas, perlu disadari bahwa caleg yang getol mengeluarkan uang untuk dibagi-bagikan kepada masyarakat ini akan membuka lebar pintu korupsi dikemudian hari. Para caleg pasti mengeluarkan modal yang tidak sedikit. Nah, jika mereka terpilih maka mereka akan menggunakan kedudukannya untuk menutupi modal yang digunakan untuk pencalonannya dulu.

Memang semua itu sangat berat dilakukan karena memang belum terbiasa, sebab terlalu budaya uang praktis yang berkembang. Tapi saya harap dengan tulisan saya ini dapat membuka mata hati kita semua untuk membangun bangsa yang kokoh melalui pemilu yang bersih, jujur, dan tanpa korupsi. Mari jaga keluarga kita, tetangga kita, teman kita, sahabat kita, orang-orang tercinta kita agar terhindar dari api neraka. Jangan biarkan tubuh kita dimasuki uang haram. Pilih visi misinya bukan uangnya, pilih kualitasnya bukan kantongnya. Pilih sesuai hati nurani (bukan parpol lho ya ni) masing-masing dan jangan golput. INDONESIA MERDEKA!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun