Mohon tunggu...
Burhan Burhannudin
Burhan Burhannudin Mohon Tunggu... -

seorang politikus tidak mudah

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nazarudin Pintar Mengalihkan Koruptornya?

10 Desember 2013   16:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:05 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1386821212615670075

Beberapa minggu Lalu, di luar sana,belum terdengar suara-suara intruksi untuk menangkap Nazarudin karena Pernyataan presiden masih dianggapnya sakit,sebagaimana juga beberapa utusan Demokrat  untuk menjemputnya.Bahkan para elite politik Demokrat membelanya,dengan dalih masalah tersebut merupakan suatu urusan internal partai sehingga harus  melalui proses pemeriksaan Dewan Kehormatan Partai Demokrat,yang hasilnyapun hanya kalangan mereka saja yang mengetahuinya.

Akan tetapi tampaknya para politisi demokrat akhirnya menyerah juga  terhadap tekanan media massa yang mengekposnya secara besar-besaran ,serta berbagai kecaman pedas dari berbagai pihak  yang ditanggapi beragam oleh elite demokrat yang kelihatannya memang kurang padu itu.Setiap tanggapan mereka selalu berrubah-rubah meskipun dalam konteks menanggapi masalah yang sama,yang mencapai titik kulminasinya pada acara JLC.

Tangan-tangan gurita Cikeas kelihatannya mulai kedodoran oleh rabaan tangan-tangan gurita Nazarudin dari kejauhan yang di fokuskan pada OC.Kalingis,pengacara yang ditunjuk untuk mencounter berbagai seranghan dari lawan politiknya di tubuh Demokrat.Tekanan rakyat terhadap Partai Demokrat semakin kuat,yang bisa dirasakan juga oleh pemerintah Singapore ,sebagai pihak yang sangat diuntungkan dengan kebijakan pemerintah Indonesia terhadap masalah korupsi itu.KPK juga sangat memahaminya,sehingga tidak segera memasukkan Nazarudin dalam pencarian internasional,bahkan Nazarudin masih sebagai saksi. Setelah ia lolos keluar,baru kemudian dijadikan tersangka yang disusul pemeberitahuan dari pihak Kementerian luar negeri Singapore bahwa mantan bendahara umumPartai Demokrat,Nazarudin tidak ada di negara itu dan tidak di ketahui kemana perginya.

Setelah ada kepastian bahwa memang Nazarudin tidak ada lagi di Singapura ,lalu Ketua Dewan Partai Demokrat SBY pada tanggal 30 Juni mengeluarkan  intruksinya  kepada Polri-KPK supaya menangkap Nazarudin.Intruksi tersebut kemudian di ikuti oleh para politisi Demokrat lainnnya  dengan serentak,seiring pengaduan pencemaran nama baik pembunuhan karakter oleh Nazarudin terhadap Anas Urbaningrum.Sudah lama Nazarudin kononnnya tidak diketahui keberadaaanya,baru kemaren rekening Banknya di blokir suatu konspirasi lagi yang tidak cantik.  Padahal kita mengetahuinya,bahwa hal seperti itu sangat konyol.Pencekalan itu dilakukan semestinya serentak dengan pemblokiran rekening banknya,tetapi apa yang dilakukan kemarin sudah sangat terlambat karenanya bukan saja sudah direkayasa sedemikian rupa sehingga Nazarudin tidak kekuarangan sesuatu apapun dalam pengembaraannya ,sebagaimana juga Nunun  dan para penjahat lainnya  diluar negeri.Mereka sebelum meloloskan dirinya,tentu saja waktu yang lama yang diberikan oleh pihak-pihak terkait  di kalangan mafioso -mafioso peradilan dan hukum antara proses dari saksi ke tersangka itu bisa dimamfaatkan oleh jajaran konspirasi untuk menghilangkan barang-barang bukti.Nazarudin.

Dari berbagai rentetan scenario Nazarudin tersebut,tersirat jelas bahwa hal itu merupakan hasil suatu konspirasi yang kurang mulus,yang selalu terulang beberapa kali dengan metoda-metoda yang sama yang sesungguhnya relatif mudah dipatahkan .Di Indonesia ini bila seseorang sudah dijadikan tersangka,maka ia segera pula sakit dan biasanya berobat keluar negeri kemudian tinggal disana.Bersaman mencari isu baru untuk menutupi isu Koruptornya yang lama,sekarangpun sudah isu -isu baru yang dimainkan Sama Nazarudin bisa di jadikan menutup Isu-Isu yg lama.

Nah,begitulah selalu terulang,padahal keledaipun sangat bodoh jika terperosok kedalam lubang yang sama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun