Mohon tunggu...
Budi Budi
Budi Budi Mohon Tunggu... -

Music, perfume, movie lovers

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mensiasati Sempitnya Ruang Apartemen Bersubsidi

19 Agustus 2011   08:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:38 1529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tinggal di kota besar seperti Jakarta tentunya sangat sulit mendapatkan hunian yang nyaman, strategis dan fasilitas lengkap dengan harga terjangkau. Meski banyak program pemerintah dalam memfasilitasi kebutuhan masyarakat menengah kebawah untuk dapat memiliki hunian tersebut, kebanyakan didapat oleh pihak pihak yang bukan untuk peruntukanya.

Syukur alhamdulillah saya dapat kesempatan untuk memiliki salah satu hunian bentukan program pemerintah bernama RUSUNAMI alias rumah susun sederhana milik atau agarr terdengar lebih keren biasa disebut Apartemen.

Sesuai dengan namanya yang menyandang kata sederhana, luas dan ukuran apartemen inipun tergolong mini. Kurang dari 30 meter persegi, hunian ini tentunya akan terasa sumpek jika kita tidak mensiasati dalam penataan ruangan maupun perabotan rumah tangga.

Terdiri dari 2 kamar, ruang tamu, dapur dan kamar mandi yang apa adanya saat serah terima unit apartemen, rasanya membuat saya “gatal” untuk cepat-cepat mendandani hunian tersebut, agar terasa luas, nyaman, dan betah bagi penghuninya.

Banyak sekali tawaran dari para arsitek yang memajang kreasi mereka dengan harga yang bervariasi, mulai dari paket 1 tempat tidur, 2 tempat tidur, paket komplit, paket komplit plus dan lain sebagainya dengan harga bervariasi dan bersaing.

Namun, saya sendiri pun harus realistis dengan kondisi keuangan yang saya miliki. Jika keputusan saya untuk memakai jasa mereka, rasanya segala keinginan dan kreativitas saya tidak dapat disalurkan sepenuhnya apalagi dengan budget yang terbatas. Untuk itu kita harus pintar pintar memilih desain, furniture dan segala pernak pernik pendukung lainnya.

Bekerja sama dengan teman yang memiliki selera artistik yang menurut saya mumpuni, saya ahirnya memberanikan diri untuk merenovasi hunian ini sendiri tanpa didampingi jasa arsitek. Tentunya selain alasan budget, keputusan ini juga diambil agar unit yang saya miliki memiliki keunikan tersendiri berdasarkan selera saya sang pemilik.

Untuk mensiasati keterbatasan ruang, saya menjebol sekat kamar utama dan kamar anak. Namun, meskipun dua ruangan ini di bongkar saya tetap berpegang teguh agar unit yang saya miliki tetap memiliki 2 kamar. Untuk itu saya memasang partisi sebanyak dua sisi untuk bagian kamar anak, yang sekaligus dijadikan sebagai ruang keluarga.

Bagian ini mengalami perombakan hampir 100% dimana hampir tidak tampak lekukan ruangan yang memisahkan antara kamar tidur utama dan kamar tidur anak. Dan untuk memperlebar bagian ini, saya memajukan pembatas antara kamar utama dan dapur sebanyak 30cm dan merubah bukaan pintu menjadi pintu dorong.

Dengan kondisi ruangan yang terbatas dibutuhkan satu titik sentral atau ibaratnya seperti primadona dalam apartemen ini. Melihat kondisi yang ada maka saya memutuskan untuk menggunakan dapur sebagai titik sentralnya. Untuk itu saya berusaha untuk membangun dapur secantik mungkin dan seunik mungkin. Dengan konsep glass kitchen dimana hampir keseluruhan material dapur ini dilapisi oleh kaca. Mulai dari pintu-pintu lemari dapur, meja makan yang menyatu, sampai kebagian top kitchen (dimana umumnya menggunakan granit) digunakan material kaca. Saat pengerjaanya bagian ini menjadi bagian tersulit namun setelah terealisasi bagian dapur ini pula yang membuat saya puas dan menjadi ruangan favorit saya.

Sama halnya dengan dapur, beberapa ruangan lain agar terlihat luas di pasang kaca cermin. Bahkan lemari baju pun semuanya di tempel dengankaca cermin tanpa adanya gagang (handle) pintu-nya agar terlihat permukaanya rata. Dengan menempelkan 3 kaca cermin ukuran besar disisi ruang tamu, ruang keluarga dan lemari pajang membuat apartemen ini terasa luas. Bahkan dibagian kamar mandipun dipasang kaca cermin penuh satu sisinya agar terlihat lebih lapang.

Bagian kamar mandi juga memiliki perubahan, terutama dibagian kloset duduk dimana posisinya diputar 90 derajat menghadap kepintu. Ini terjadi agar bisa dipasangkan washtafle disisi kirinya dan membuat kamar mandi-pun terasa lebih lapang.

Hampir semua langit-langit apartemen bersubsidi dibuat dengan sangat sederhana dengan tidak menutup saluran air dan sistem jaringan pemadam kebakaran (sprinkle). Hal ini tentunya menganggu pandangan mata jika menghadap kelangit-langit. Bagian ruang tamu merupakan bagian terparah dimana saluran airnya memotong antara tembok dan kolom (pondasi atas) yang membuat ruangan terkesan lebih pendek. Untuk mensiasatinya, drop ceiling yang dibuat tidak sepenuhnya menutupi ruangan, melainkan berbentuk setengah segitiga terpotong dan ditambahkan lampu agar terkesan dramatis dalam pencahayaanya.

Terakhir, yaitu masalah pencahayaan. Agar terasa nyaman dan hangat, beberapa bagian dipasangi lampu kristal bening dengan bola lampu berwarna coklat. Dan lampu makan yang modern minimalis dengan 4 jenis warna lampu (merah, biru, kuning, ungu) yang bisa kita ubah menjadi pelengkap sang primadona pada bagian dapur.

Inilah strategi yang dibuat untuk mensiasati keterbatasan ruang dan sempitnya hunian sekelas rumah susun sederhana milik.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun