“Asholole” pada saat ini kata-kata itu menjadi trend di kalangan masyarakat, baik yang berstatus pelajar sekolah dasar hingga Perguruan Tinggi, dari anak kecil hingga orang dewasa (mungkin juga Mbah-Mbah..hehe). kata-kata itu saya dengar pertama kali di salah satu lagu yang beraliran Dangdut Koplo yang dinyanyikan oleh Wiwik Sagita dalam “Ngamen2” (cari aja di You Tube pasti ada..). dengan judulnya yang khas (Pengamen 1 dst…) dan penyanyinya yang terbilang cukup Bohay dan juga adanya kata “Asholole …Icik-icik eheumm” pada saat Intro, membuat lagu ini menjadi mudah diingat oleh siapa saja yang pernah mendengarnya. Apalagi kalau bisa berbahasa Jawa, menjadi semakin mudah untuk menghafal liriknya. Namun ada satu hal yang membuat saya terkejut tak percaya, ketika saya menanyakan arti kata “Asholole” kepada teman sebelah kost saya yang kebetulan dari dialah saya dapat lagu tersebut “Asholele kalau di Jawa Timur artinya “Salamnya Lonte Lebay” katanya santai. Ah yang bener kamu? Tanya saya penasaran, “Halah nggak percaya kamu, Emang begitu artinya”. Hmm ..begitu to, Lagunya memang ada pesan moral tapi “Asholole”nya yang tidak enak buat didengar.
Adanya kata “Asholole” tersebut, kalau benar apa yang dikatakan oleh teman saya artinya maka ada 2 kemungkinan menurut Versi saya :
a.Kata asolole itu buat dia sendiri (menggambarkan diri penyanyi Sendiri)
b.Untuk orang lain ( Penyanyi lagi manggung di Dolly atau tempat-tempat PSK berkumpul ..hehe)
Namun ada juga arti kata “Asholole” yang setelah saya cari-cari lewat mbah Google dengan mengetikan Asholole yang ternyata artinya lebih Negatif yaitu berasal dari dua kata dalam bahasa inggris, Ass dan Hole. Tapi karena diucapkan pakai lidah Jawa menjadi assolole. Sesuai definisinya, kata ini berarti alat kelamin wanita. Parah yah. Penyanyi dang dut sekarang sepertinya sudah tidak punya malu lagi. Pornoaksilah yang banyak dipertontonkan. Tak perduli umur berapa yang melihatnya. Kalau sudah disuguhi yang porno-porno mau jadi apa negeri ini.
Berikut lirik lagunya :
Mak iki anakmu prawan
wiwit mbiyen ono ing perantauan
iling ngiwangi neng kantin sekolahan
telung sasi mak aku urung bayaran
mak dongamu mandhi tenan diijabahi marang gusti pengeran
koyok ngene rasane wong ora duwe
duwe pisan di ece karo kancane (Kereee)
iling-iling manungso bakale mati
yen wes mati di kubur sanak family
di pendem jero di apit bumi
ono kubur iku akeh pandoso
ulo klabang kolojengking podo moro
ono setan membo-membo dadi perawan
benno krasan yen ono kuburan
neng akhirat ora ono montor liwat
neng akhirat ora ono sego berkat
neng akhirat ora ono mejo biliard
onone godo ne moloikat
(icik…icik eheummm…..)
sak sugih, sugih e uwong mesti ono mlarate
sak mlarat, mlarat e uwong mesti ono celenganne
mangkane golek bojo ojo mandeng rupo
rupo elek kuwi yow ora dadi ngopo
mangkane golek bojo ojo mandeng bondo
seng pentingg, ora ngenteni warisan moro tuwo
kowe pancen keren le, koyok bekas pacarku mbiyen,
eman, eman tenan, kerenmu mung kanggo obralan
obral, obral janji le urung mesti uripmu mulyo
mulo aku wes kondo, melu aku urip nang deso
ngiwangi gawe boto, menek kelopo nyeblok bongko
ASHOLOLEEEE
Icik…icik eheumm….
[caption id="attachment_151211" align="aligncenter" width="320" caption="Wiwik sagita "][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H