Mohon tunggu...
idham malik
idham malik Mohon Tunggu... -

sekarang beraktivitas sebagai peneliti kepiting sistem indor di perusahaan crabex, Jakarta Barat.. pernah jadi jurnalis kampus, identitas Unhas.

Selanjutnya

Tutup

Money

Usaha

8 September 2011   09:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:08 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menjadi manusia bisa dengan banyak cara, salah satunya dengan usaha. Dalam dunia yang disebut usaha itu, kita dikuatkan lewat peroses untung rugi, kemampuan dalam memanfaatkan peluang, ketekunan memupuk modal, serta tahan dalam setiap badai krisis. Dalam penempuhan itu, kita melihat diri kita sendiri sebagai seorang pejalan dan pencari, dimana akal kita dituntut untuk terus siaga terhadap segala macam ancaman, tipu daya, atau pun kemalasan-kemalasan sepele akibat rasa gembira atau sedih kita.

Masuk dalam dunia itu, kita bersiap-siap untuk melihat gunung menjulang, laut luas, gua yang begitu gelap, ataukah suatu kumpulan kupu-kupu.. semuanya serba menakjubkan.. hal-hal itu akan terlalui bersama kesabaran kita melewati segala perencanaan yang kita buat sendiri, apa pun hasilnya.. untung dan rugi pun hanyalah sebuah pertaruhan terhadap nasib yang kita prediksi sendiri. Yang menjadi nyata akibat kekuatan keputusan yang kita ambil, apakah adekuat, biasa saja ataukah lemah.. adekuatnya sebuah hipotesis diperoleh dari pengalaman-pengalaman kita akan sebuah persoalan, disertai kemampuan kita menguasai informasi yang terus berkembang. Kegagalan pun bukanlah sebuah nasib menyedihkan, tapi semacam batu loncatan agar kita tidak lagi ceroboh memutuskan sebuah perkara.

Kini sebagai insan pencari, saya ingin mencoba memasuki arena itu, untuk menguji ketahanan dan sebuah nasib dalam pertarungan yang nyata, bukan lagi sekadar eksperimen sederhana di organisasi kampus, ataukah semacam mencipta intrik cerita dalam sebuah cerpen. Apakah kita betul-betul betah terhadap terpaan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang boleh dibilang nyeleneh, terhadap segala macam persahabatan berlatarbelakang kepentingan, hingga mengendalikan hasrat manusiawi yang justru menunggalkan ego kita. Dunia itu, membuat kita kuat, dan betul-betul merasa hidup.

Sebelumnya, kita banyak berkecimpung dalam dunia yang serba pasti, dalam dunia akademik ataupun penelitian yang sudah ada teks proseduralnya. Walau juga terdapat rasa penasaran dalam sebuah pencarian akan jawaban segala pertanyaan-pertanyaan teknis filosofis kehidupan. Dunia usaha itu lebih bersifat unpredictable, unlinear, dimana kita berhadapan dengan banyak responden, dengan wataknya masing-masing. Watak dan isi pikiran mereka tak dapat ditentukan arahnya, sehingga lebih banyak menghasilkan titik balik, penyimpangan-penyimpangan. Kita bisa memperoleh untung setelah mengamati pola-pola yang terbentuk, dan mencari cela pada pola-pola retorika dan responnya. Itu pun harus didukung dengan analisa informasi, melirik sejarah informasi serta memetakan kekuatan-kekuatan para pemain di usaha itu.

Berkecimpung di dunia itu, butuh keseriusan, butuh ketetapan hati, serta komitmen.. itulah yang sulit.. dimana kita selalu tergelincir setiap melihat problem, setiap terjegat oleh penghianatan, setiap kita merasa bahwa ada yang salah dari hubungan baik kita.. hidup kita pun seakan dipaksa untuk mencerca, untuk memaki, setiap ketidakadilan yang datang, yang tidak kita duga-duga, bahwa hidup ini penuh dengan permainan.. dengan begitu, kita pun belajar bahwa untuk bisa tumbuh harus pintar-pintar juga bermain..

“hidup adalah perjuangan, kita tak mungkin menang jika tidak dipertaruhkan..” Sutan Sahrir.. kalimat terakhir untuk sebuah pertarungan yang baru akan dimulai..

8 September 2011

Tamalanrea

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun