Mohon tunggu...
ER - TE - EM WOWORUNTU
ER - TE - EM WOWORUNTU Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Seorang mamah muda yang sangat biasa sekali

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kalah

17 Desember 2014   21:12 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:06 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tetap melangkah

Meski hatiku sedang pecah

Patah menjadi dua

Ku tegarkan diri, melawan gejolak di dada

Gontai gentayangan, melangkah tiada arah

Tercekik rasa dengki yang menguji

Merintih namun tiada arti

Saat kini, sakit yang menghantui

Perlahan membunuh kesabaran

Senyuman tidak lagi bias di olah

Kata kata tak dapat lagi di cerna

Hanya ingin marah, kataku!!

Tapi pada siapa?

Pada mereka yang telah merendahkanku ,kah?

Yang menganggapku tak berguna?

Atau pada mereka yang menganggapku tak berdaya?

Aaaaaarrrrrrrgggggggghhhhhhhhhhh ..

Sakit rasanya

Yang lama terbendung, ku berharap semua itu lenyap di telan tawa

Tertutup raut senyum di wajah

Seolah diri ini tegar

Bak karang di lautan

Sekarang, air mata lah yang mengudara

Mengumumkan pada dunia

Bahwa jiwa ini telah tiada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun