Menelisik Kehidupan Penari Tradisional Berprestasi
Belajar Arti Hidup di Rumah Pintar
Penulis FIRMANSYAH, Kayuagung
DENGAN Tekad yang tinggi dan bermodalkan pengetahuan sebagai seorang mahasiswi semester VI, Jurusan Seni Drama dan Musik di Perguruan Tinggi STKIP PGRI Palembang, membuat Kumala Sari yang biasa di panggil Menik, menjadi sosok yang patut dijadikan contoh bagi generasi muda, karena diusianya yang masih remaja segudang prestasi telah diraihnya.
Diselah kesibukannya sebagai seorang mahasiswi, Kumala Sari mencoba mengabdikan dirinya dengan mejadi seorang guru tari tradisional di Rumah Pintar Kawasan Bende Seguguk, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Menurut wanita berwajah putih bersih ini, selain mengenyam pendidikan di bangku kulia, ia juga selalu dididik keluarganya untuk mengutamakan kejujuran dan kedisiplinan. Karena maklum, selama ini dirinya dibesarkan di lingkungan keluarga dari seorang ibu yang sangat menyayanginya dan seorang ayah yang bertugas sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Kabupaten OKI (almarhum).
“Sejak kecil, aku hanya tinggal dengan ibu, sebab ayahku yang selama ini sering mengayomi dan menyayangiku, telah dulu dipanggil sang ilahi. Kadang aku berpikir dan sedih apabila melihat teman-teman lainnya mempunyai seorang ayah dipelukkannya,” ungkapnya liri.
Namun, Kumala Sari tidak pernah menyerah, dia tetap berusaha untuk tegar dan bertahan menghalau rintangan. Atas keyakinannya tersebut akhirnya banyak prestasi yang diraihnya.
“Guru Penari Tradisional cukup langka di daerah manapun, akan tetapi aku sangat bangga mampu ikut serta dalam melestarikan kebudayaan daerah asal kelahiranku. Jika kebudayaan daerah tidak dilestarikan, maka lambat laun tari tradisional di Indonesia akan mati dengan sendirinya,” tuturnya berargumen.
Kumala Sari mengaku, di rumah pintar tempatnya mengabdi, dia banyak belajar arti hidup untuk menjadi seorang dewasa dan mengasih satu sama lainnya khususnya terhadap anak binaan di Rumah Pintar MIlik Hj Tartillah Ishak yang merupakan Istri dari seorang Bupati. “Saya bersyukur di rumah pintar ini, banyak mendapatkan arti hidup,” tegasnya.
Bahkan dengan mengabdikan diri dirumah pintar tersebut, Kumala Sari mendapatkan kesempatan mengharumkan nama di tanah kelahirannya dan mempunyai kesempatan pergi keluar negeri diantaranya ke negara tetangga Malaysia.
Selain itu di rumah pintar dirinya juga banyak mendapatkan prestasi diantaranya menjadi juara pada Lomba Festival Gendang Budaya Kesenian Pada Tahun 2008 lalu..
Kumala juga mengaku sangat bangga karena pada kegiatan peringatan hari kartini 21 April medatang, dirinya mendapat peran dan dipercaya untuk melatih anak didik mengisi acara tersebut. Jadwal latihan di rumah pintar dilaksanakan setiap hari Jumat jam 14.00-16.00 WIB. Adapun peserta didik keseluruhan berjumlah i 22 orang yakni 8 laki-laki dan 16 perempuan “Kegiatan ini dilaksanakan di bawah binaan Dewan Kesenian Kabupaten OKI. Pelatihan yang dilaksanakan tanpa di pungut biaya,” jelasnya.
Sepak terjang Kumala Sari, ternyata tidak berhenti di situ saja, dibalik kesibukannya, dia juga membuka sanggar seni di asrama Kodim dan juga mengajar privat bagi para pelajar. Bagi yang berminat dapat datang langsung di rumah pintar Bende Seguguk Kabupaten OKI.
“Motivasi ku jadi seorang penari dan sekaligus guru bagi anak didikku, agar supaya adat istiadat daerah terdahulu, khususnya seni tari tidak akan pudar tertimpa kebudayaan barat yang ada di Indonesia sekarang ini. Dan memotivasi anak anak agar mencintai adat istiadatnya sendiri,” pungkasnya. (*)