Mohon tunggu...
Asri Firmansyah
Asri Firmansyah Mohon Tunggu... -

saya seorang yang hobi tantangan dan saya mudah bergaul dengan siapa saja anak kecil dan orang dewasa,hidup perlu tukar pikiran jangan anggap orang kecil itu bodoh,tapi berpikir lah gimana kita belajar dari orang kecil.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menelisik Kehidupan Penari Tradisional Berprestasi

5 April 2012   09:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:00 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Menelisik Kehidupan Penari Tradisional Berprestasi

Belajar Arti Hidup di Rumah Pintar

Penulis FIRMANSYAH, Kayuagung

DENGAN Tekad yang tinggi dan bermodalkan pengetahuan sebagai seorang mahasiswi semester VI, Jurusan Seni Drama dan Musik  di Perguruan Tinggi STKIP PGRI Palembang, membuat Kumala Sari yang biasa di panggil Menik, menjadi sosok yang patut dijadikan contoh bagi generasi muda, karena diusianya yang masih remaja segudang prestasi telah diraihnya.
Diselah kesibukannya sebagai seorang mahasiswi, Kumala Sari mencoba mengabdikan dirinya dengan mejadi seorang guru tari tradisional di Rumah Pintar Kawasan Bende Seguguk, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Menurut wanita berwajah putih bersih ini, selain mengenyam pendidikan di bangku kulia, ia juga selalu dididik keluarganya untuk mengutamakan kejujuran dan kedisiplinan. Karena maklum, selama ini dirinya dibesarkan di lingkungan keluarga  dari seorang ibu yang sangat menyayanginya dan seorang ayah yang bertugas sebagai Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Kabupaten OKI (almarhum).
“Sejak kecil, aku  hanya tinggal dengan ibu, sebab ayahku yang  selama ini sering mengayomi dan menyayangiku, telah dulu dipanggil sang ilahi. Kadang aku berpikir dan sedih apabila melihat teman-teman lainnya mempunyai seorang ayah dipelukkannya,” ungkapnya liri.
Namun, Kumala Sari tidak pernah menyerah, dia tetap berusaha untuk  tegar dan bertahan menghalau rintangan. Atas keyakinannya tersebut akhirnya banyak prestasi yang  diraihnya.
“Guru Penari Tradisional cukup langka di daerah manapun, akan tetapi aku sangat bangga  mampu ikut serta dalam melestarikan kebudayaan daerah asal kelahiranku. Jika kebudayaan daerah tidak dilestarikan, maka  lambat laun tari tradisional di Indonesia akan mati dengan sendirinya,” tuturnya berargumen.
Kumala Sari mengaku,  di rumah pintar tempatnya mengabdi, dia banyak belajar arti hidup untuk menjadi seorang dewasa dan mengasih satu sama lainnya khususnya terhadap anak binaan di Rumah Pintar MIlik Hj Tartillah Ishak yang merupakan Istri dari seorang Bupati. “Saya bersyukur di rumah pintar ini, banyak mendapatkan arti hidup,” tegasnya.
Bahkan dengan mengabdikan diri dirumah pintar tersebut, Kumala Sari mendapatkan kesempatan mengharumkan nama di tanah kelahirannya dan mempunyai kesempatan pergi keluar negeri diantaranya ke negara tetangga Malaysia.
Selain itu di rumah pintar dirinya juga banyak mendapatkan prestasi diantaranya menjadi juara pada Lomba Festival Gendang Budaya Kesenian Pada Tahun 2008 lalu..
Kumala juga mengaku sangat bangga karena pada kegiatan peringatan hari kartini 21 April medatang, dirinya mendapat peran dan dipercaya untuk melatih anak didik mengisi acara tersebut.  Jadwal latihan di rumah pintar dilaksanakan setiap hari Jumat jam 14.00-16.00 WIB. Adapun peserta didik keseluruhan berjumlah i 22 orang yakni 8 laki-laki dan 16 perempuan “Kegiatan ini dilaksanakan di bawah binaan Dewan Kesenian Kabupaten OKI. Pelatihan yang dilaksanakan tanpa di pungut biaya,” jelasnya.
Sepak terjang Kumala Sari, ternyata tidak berhenti di situ saja, dibalik kesibukannya, dia juga  membuka sanggar seni di asrama Kodim dan juga mengajar privat bagi para pelajar. Bagi yang berminat dapat datang langsung di rumah pintar Bende Seguguk Kabupaten OKI.
“Motivasi ku jadi seorang penari dan sekaligus guru bagi anak didikku, agar supaya adat istiadat daerah terdahulu, khususnya seni tari tidak akan pudar tertimpa kebudayaan barat yang ada di Indonesia sekarang ini. Dan memotivasi anak anak agar mencintai adat istiadatnya sendiri,” pungkasnya. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun