Melihat harimau yang gagah berani. Pikiran si kecil berubah lagi. Tidak mau msnjadi elang tapi ingin menjadi harimau. Sebab lebih gagah dengan cakar yang tajam serta gigitan taring yang mematikan.
Tetap seperti semula. Sang induk tidak meridhoi anaknya untuk me jadi harimau. Serta meyakinkan anaknya bahwa menjadi katak adalah jauh lebih baik dan menyenangkan.
Tapi si kecil tetap dengan pendiriannya tidak mau nenjadi karak. Tetapi menjadi harimau. Kemana pergi ia mengikuti sang harimau. Tapi sungguh malang nasib harimau tersebut jatuh tersungkur ke tanah dengan darah seras mengair dari salah satu bagian tubuhnya. Setelah terkena  beberapa tembakan dari ssorang pemburu.Â
Melihat hal itu keinginan sikecil menjadi berubah. Tidak menjadi harimau tapi i inginnya menjadi manusia yang gagah berani dengan membawa senapan yang panjang dan mematikan. Pastilah aku akan bahagia dengan menjadi seorang pemburu dengan senapan laras pnjang. Kan ku tembak seluruh hewan yang menyebalkan.
Sang induk berkata. "Tobatlah wahai anakku. Dari keinginanmu untuk menjadi ini dan itu. Dan yakinlah bahwa menjadi katak itu lebih baik bagi kita.
Tidak bu, pokoknya aku ingin menjadi manusia.
Tidak boleh nak. Kita ini adalah katak? Dan terbaik bagi kita adalah menjadi katak.
Akhirnya diseretlah anak katak tersebut untuk pulang dan berhenti berpikir konyol dengan ragam keinginan .
Ditengan perjalanan menuju pulang terdengan suara sirine  ambulan.
Si kecik tanya? Suara apa itu bu. Itu suara ambulane. Â Lalu siapa yang terkapar lemas di dalam otu?
O.... o