Mohon tunggu...
Asri .
Asri . Mohon Tunggu... Administrasi - Profil

Assalamu alaikim wr. wb pertama, saya ucapkan terima kasih kepada kompasiana telah menerima registrasi saya. kenalkan nama saya asri lahir di Mamuju pada tanggal 15 juli 1984, sebelumnya saya tinggal di Jl. H. Abd. Malik Pattana Endeng Rangas Mamuju bersam kedua orang tua dan seorang adik, namun sejak tahun 2011 saya terangkat jadi PNS dan ditugaskan di Kab. Polewali Mandar Prov. Sulawesi Barat. Saat Ini saya telah mempunyai istri bernama Surianti dan seorang anak berumur 1,5 bulan yang saya beri nama Muh. Akhdan Arief Athaya Asri. Sebelum menjadi PNS, saya hanyalah seorang tukang ojek, yang kesehariannya mencari muatan demi membantu orang tua membiayai kuliah saya, dan alhamdulillah saya dapat menyelesaikan kuliah dengan cepat walau hanya diploma saja saya bukanlah anak dari seoeang pejabat atau pengusaha yang kaya raya,, saya hanyalah anak dari seoarng petani miskin yang rela hidup menderita, makan apa adanya demi membiayai pendidikan anak-anaknya.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

“Harta”

1 November 2016   18:31 Diperbarui: 1 November 2016   18:34 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup bergelimang harta benda memang impian dan harapan setiap orang, tidaklah heran jika banyak orang yang rela menghabiskan waktunya untuk mencari dan memburu harta. Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagai manusia tentu tidak bisa lepas dari harta. Namun harta bukan satu satunya hal yang bisa membuat orang bahagia. Sungguh alangkah tidak adilnya tuhan jika kebahagiaan hanya bisa dirasakan oleh mereka yang bergelimang harta.  

Tidaklah heran jika pada akhirnya banyak orang yang berlomba lomba untuk mendapatkan harta kekayaan yang banyak hingga rela melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Banyak cara yang mereka lakukan sampai sampai mereka tidak lagi menghiraukan “label” halal haram harta yang di dapatkannya.

Lihatlah berita akhir akhir ini, dari media cetak hingga elektronik selalu saja menyajikan berita berita orang yang harus berurusan dengan hukum hanya karena memburu harta kekayaan.  Mencari harta bukanlah suatu yang salah selama dalam batas batas kewajaran dan dalam jalur yang dibenarkan oleh Agma dan pemerintah.

Banyak yang berkata “tanpa harta hidup ini hampa”. Itu lah mungkin yang dijadikan pandangan mereka yang senang mengumpulkan harta kekayaan. Tidak perduli caranya halal atau haram. Sangat disayangkan harta  yang sejatinya akan kita tinggalkan dan bahkan mungkin akan memicu pertikaian diantara anak, saudara, keluaraga ketika kita tinggalkan justru menjadi prioritras utama dalam hidup kita, sedangkan amal ibadah yang akan menjadi bekal kita kelak dikemudian hari justru dilupakan.

“Belajar Menulis”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun