Tulisan – tulisan saya mulai digerogoti belatung, tercemar ke ruang publik yang tidak saya inginkan. Bosan rasanya, tulisan – tulisan saya tidak lagi mencerminkan siapa saya, siapa bayangan saya. Semua terjadi hanya karena emosi, bukan karena arus yang mengalir sebagaimana mestinya. Sampai kaku rasanya tengkuk saya, mencari ide membuat menarik namun bukan fakta bermajas. Saya ingin kemurnian, ingin keselarasan antara hati saya, pikiran saya, dan ketikkan jari – jari tangan saya, agar membentuk gerakan gemulai sebuah komunikator antara saya dengan yang dimaksud. Kalau saya mampu berangan, biarkan nanti saat saya hendak menerbangkannya. Ibarat  setiap huruf adalah sebuah kamuflase gerakan – gerakan dalam otak membentuk gerakan – gerakan indah dalam bentuk kata per kata menyusun apresiasi dengan pelengkap musik menjadi sebuah hasil buah karya pemikiran. Jangan tahan, jangan mencari agar sempurna, tapi kumpul jadikan sebuah bahan konstruksi lalu bangun dengan pemikiran hatimu. “ Estetika “ itu dia yang saya igin katakan tadi. Penghayatan kata perlu penjelasan lebih dalam kepada penyampaian untuk hati agar tidak ada salah paham, salah pendasaran ! Biarkan mereka meluncur dan terjun bebas dalam dalam ruh – ruh jemarimu, agar mereka memiliki nyawanya sendiri. Lebih tercerahkan, lebih peka ! ...Bukankah kita memiliki 10 jari, mengapa tidak kita gunakan 2 atau 3 jari kita untuk menulis... Dan biarkan tanganmu menulis ceritanya sendiri... !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H