Mohon tunggu...
uki bayu sedjati uki
uki bayu sedjati uki Mohon Tunggu... -

bergiat sastra dan teater sejak muda di Bulungan, sempat lulus dan jadi dosen FISIP-UI maupun jadi wartawan, sambil terus menekuni audio-visual sampai sekarang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

[Resensi Novel] "Senja di Langit Ceko"

23 Mei 2016   19:50 Diperbarui: 24 Mei 2016   14:58 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

              Sau, terimakasih telah menjadi tembok mendengar kedunguanku bercerita selama   

              ini...kamu adalah lautku yang bergelombang tenang-setenang hatimu menghadapi  

              kekonyolanku, kamu adalah anginku yang bertiup teduh...seteduh mata pisaumu

              menatap kegelisahan rinduku yang sebenarnya keutahu ingin kau jamah!  (h.26-27)

Nah. Pembaca, apa pendapat Anda setelah membaca kalimat-kalimat di atas?

Pengarang menyampaikan gambaran hati dua tokoh utama: Senja Rinjani dan Bumi Saujana,

bak menulis puisi panjang - pemaparan yang boleh disebut sebagai prosa liris.

Juga menarik percakapan Senja, seorang jurnalis perempuan, dengan peran pembantu utama dalam novel ini, namanya Liman Soedijanto – eyang dari Senja, satu di antaranya :

  1. “Hehehe. Kamu tahu arti cinta?”

             “Absurd Yang!”

              Cinta itu tidak bisa mengikat, tapi membebaskan. Tidak bisa meminta tapi mempersembahkan.”

             “Cinta banyak sekali definisinya Yang.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun