Mohon tunggu...
Barth Padatu
Barth Padatu Mohon Tunggu... profesional -

www.padatu.blog.ugm.ac.id; Aktif menulis sekalipun satu kalimat, memotivasi sekalipun satu kata, mengajar sekalipun satu gagasan

Selanjutnya

Tutup

Politik

GON ! Sebuah Keserakahan Kepemimpinan Politik?

17 Maret 2014   06:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:51 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kelihatan, Jakarta kurang nyaman dengan sikap Jokowi ! Sepantasnyakah warga jakarta kecewa? Kita semua punya opini tentang hal itu.

Argumentasi seperti apa yang cukup pantas untuk diperdebatkan? GON adalah akronim dari G=Greeds (Keserakahan), O=Opportunities (kesempatan), Needs (kebutuhan). Jika dikatakan kesiapan menjadi presiden merupakan sikap Greeds, tentu tidak mudah menuding hal tersebut. Respon partai PDIP, demikian halnya dengan Jokowi sendiri tentu memandang penilian tersebut kurang pas dalam  memaknai pencalonannya sebagai presiden. Mungkin kubu PDIP akan lebih dapat mendiskusikan soal kesempatan dan kebutuhan. Sekalipun soal kesempatan dan kebutuhan dapat dipelesetkan secara negatif, namun mereka dapat memberikan respon positif.

Dalam konteks fenomena grand koruptif (korupsi pengambil kebijakan) yang tidak surut di negara ini, tentu PDIP dapat menjadikannya sebagai argumentasi masif bahwa kini saatnya momentum atau kesempatan emas untuk membenahi Indonesia melalui figur pemimpin sekaliber Jokowi. Begitu juga, di tengah kenyataan krisis penyegaran figur pemimpin di negeri ini, Jokowi adalah wajah fresh yang dibutuhkan untuk sungguh-sungguh membawa Indonesia tampil segar dan berbeda.

Memang keputusan PDIP dan Jokowi untuk berganti "kursi kepemimpinan" sangat rentan, beresiko secara politis, namun keputusan tersebut bisa jadi merupakan peluang yang tepat bagi Indonesia untuk menjadikan Indonesia lebih menarik untuk dihuni, dan diperbincangkan dalam semesta panggung politik, khususnya merubah negara-negara tetangga untuk bersikap hormat. Kita lihat saja arus pembingkaian media politik kita di hari-hari ke depan.

Setidaknya, ini satu harapan kecil dari rakyat yang tidak neko-neko !
(Barth Padatu, yogya )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun