Mohon tunggu...
Julian Asahi
Julian Asahi Mohon Tunggu... Guru - Never Give up

Bermimpi tanpa berusaha kosong Berusaha tanpa bermimpi hampa Bermimpilah dan berusahalah wujudkan impianmu...

Selanjutnya

Tutup

Diary

17 Desember 2023 "Kebakaran Rumahku"

22 Desember 2023   22:44 Diperbarui: 22 Desember 2023   23:08 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Boz baju karawang perempuan. Baju olahraga sama rompi kelas 1 masih kah ada sisanya. Kalo ada kami beli baju olahraga 2pasang. Karawang 2. Rompi kelas 1,1Masih sangat teringat jelas malam itu. Dimana saya harus kehilangan segalanya hanya dalam hitungan menit. 

Sore menjelang maghrib, istriku beserta kedua anakku pergi untuk sholat fidiah di rumah saudara. Sementara hanya saya tinggal di rumah, karena rencana saya sholat fidiah pada malam 44 setelah kematian saudara jauh saya. Tepat sesaat setelah mereka pergi lampu berkedip tandanya mau mati lampu. Lampu didaerah kami dari PLTMH jika bekedip tandanya mau mati lampu. Meski saat itu hujan tidak terlalu deras.

Sekitar pukul 19.00 setelah sholat maghrib saya tiduran di sofa sambil menonton film One Piece di laptop. Tepat pukul 19.42 saya pergi ke kamar mandi, lalu balik ke sofa nonton film lagi. Posisi saat itu lampu baru menyala setelah mati lampu. Selang beberapa menit kemudian terdengar suara minta tolong. Setelah dua kali saya dengar saya lari keluar sudah ada warga yang teriak kebakaran. Saya pikir bukan dideret rumah kami yang terbakar. Setelah keluar saya lihat mobil bapak ada di parkiran belakang rumah. Cepat cepat saya lari kedalam rumah lagi ambil kunci mobil. Saya minta tolong seorang warga yang sudah ada disitu. Mulanya warga itu sudah tidak berani lagi mendekat karena api sudah di lantai atas. Namun akhirnya mau membantu karena sayang. Mobil juga sudah terasa panas. Setelah saya serahkan kunci saya masuk ke dalam lagi. Saya melihat jemuran baju kami sedang terbakar. Saya masuk lagi, plafon pvx dirumah sudah mulai terbakar dan menetes di lantai. Asap dimana mana . Saya yang hanya sendiri dirumah berusaha tetap tenang, namun pikiran mulai kalut. 

Saya buka lemari tempat ijazah disimpan, saya ambil ijazah dan tempatnya. Ingin membawa baju namun bingung mau bagaimana bawanya, jika pake tangan tidak seberapa. Akhirnya saya berlari sambil mengambil televisi dan smar hafidz anak anak. Karena saking kalutnya, saya antarkan barang yang saya bawa tadi ke rumah saudara samping rumah yang akhirnya rumah itu terbakar juga. 

Kemudian saya pikirkan lagi apa barang penting lain. Ingat saya tas saya ada dikamar, di situ ada buku tabungan, atm dan ternyata sk saya juga ada disitu. Saya berlari ke kamar yang mulai terbakar, saya ambil tas saya yang sudah panas dan mulai berkerut hampir terbakar. Setelah itu saya keluar dan sudah tidak bisa berpikir lagi apa mau dibawa. Ada satuo orang warga yang berjaga didepan pinru, namun tidak berani masuk membantu memgambil barang barang. 

Saat ditanya apa lagi mau diambil saya sudah pasrah. Tidak tahu apa lagi mau dibawa. Setelah itu saya tidak masuk rumah saya lagi. Diluar ada sepatu anak anak, saya ambil dua pasang, sepatu kerja saya satu pasang. Sepeda motor disorong oleh warga yang ada disekitar, setelah keluar ke jalan baru ingat gas jualan ada didepan. Lalu saya sempatkan mengambilnya dibantu warga. _etela itu saya mumdur ke jalan. Saat api mulai membakar rumah saya, burung perkurut saya berkelabakan di sangkarna, saya pun hendak berlari mengambilnya namun tidak dikasih warga lagi. Akhirnya saya pasrah burung perkutut saya juga mati terbakar bersama rumah dan baranga barang saya. Hanya sehelai baju yang kami pakai yang tersisa. Beruntung anak anak tidak sedang dirumah jika sempat dirumah mungkin akan semakin kalian dan sangat berbahaya. 

Setelah semuanya terbakar, 11 rumah ludes terbakar baru datang pemadam kebakaran. Dan sekitar pukul 10 malam baru bisa dipadamkan. 

Bersambung...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun