Saya hanya ingin membagikan sedikit pengalaman pribadi saya tentang masalah menanam cabai. Mungkin pengalaman saya tidak sama dengan petani lain yang lebih berpengalaman. Maklum saja, saya hanya petani pemula.Â
Saya tinggal di daerah pegunungan di ujung utara Pulau Sumatera. Saya sendiri berasal dari daerah Jawa, yang merantau ke tanah Sumatera. Jujur saja saat di Jawa meskipun saya tinggal di daerah pedesaan, saya belum pernah bertani mengolah lahan sendiri.Â
Ketika saya datang ke tanah Sumatera ini, saya baru mulai belajar bertani. Bahkan saya membawa bibit-bibit sayur mayur termasuk cabai.
Mengingat minimnya pengalaman saya, bibit cabai saya semai ke tanah yang sudah sedikit dicangkul begitu saja, tanpa obat pencegah semut atau serangga lainnya datang. Hasilnya semua biji cabai yang saya semai habis dimakan semut, belalang dan sebagainya.Â
Yang berikutnya, saya buat tempat penyemai dari bambu yang saya bentuk kotak dan isi kan tanah. Pada awal pertumbuhan lumayan. namun karena kurangnya nutrisi tanah dan sebaginya akhirnya bibitnya kecil dan tidak mau besar.Â
Mulai dari situ saya mulai bertanya tanya dengan kawan-kawan, saudara di sini tentang masalah bertanam cabai ini.
Sampai akhirnya saya paham, kenapa tidak semudah dan semenggembirakan cerita orang orang yang sudah berhasil menanm cabai. Diperlukan modal yang cukup besar dan pemahaman tentang berbagai hal berkaitan dengan cabai ini.Â
Sebagai gambaran berapa kira-kira modal menanam cabai untuk satu gulung plastik mulsa. Satu gulung plastik mulsa panjangnya sekitar 250 m.
Berikut bahan bahannya untuk menanam cabai merah Â