Meseum gunung merapi (MGM) merupakkan wisata baru yang dibangun di kawasan selatan merapi tepatnya di Dusun Banteng, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Museum Gunung Merapi (MGM) menempati lahan seluas 3,5 hektar dengan luas bangunan 4.470 meter persegi yang terdiri dari dua lantai. Museum patungan pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten itu dimaksudkan sebagai wahana informasi, penelitian, pendidikan, dan wisata tentang kegunungapian. Jika dilihat dari segi bangunan, museum ini mirip sebuah candi, Museum Gunung Api Merapi juga memiliki undak, kaki, badan, dan kepala. Menurut filosofi Hindu, bagian kepala berbentuk kerucut dianalogikan sebagai gunungapi yang merupakan sumber kehidupan masyarakat sekitarnya.
Selain dilengkapi replika Gunung Merapi, museum tersebut juga memiliki beraneka ragam koleksi baik foto maupun sisa lava dari berbagai gunung api yang masih aktif di seluruh Indonesia. Ada juga koleksi sisa letusan tahun 2006 maupun 2010 lalu, yakni sebuah sepeda motor yang hangus terkena awan panas. Di salah satu ruangan gunung merapi terdapat alat-alat yang biasa digunakkan proses pemantaun gunung merapi. Yang menarik perhatian saya adalah batu bom ( volcanic bomb) batu yang berdiameter sekitar 65 mm.
Untuk akses menuju kawasan Museum Gunung Merapi terhitung sangat mudah karena hampir sejalur dengan kaliurang. Untuk menuju Museum ini dapat melalui dua jalur, yaitu Jalan Kaliurang dari sisi timur dan Jalan Boyong (menuju Kaliurang bagian barat) dari sisi barat. Apabila melalui sisi timur sebelum masuk pintu gerbang kurang lebih 1 kilometer belok kiri kira-kira 2 kilometer. Kalau melalui arah barat pengunjung bisa lewat Jalan Boyong setelah pintu gerbang masuk kawasan Kaliurang belok kanan. Jalanya cukup lebar namun saat ini masih dalam proses penyempurnaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H