Mohon tunggu...
muhammad badiul anwar
muhammad badiul anwar Mohon Tunggu... -

Conversion, software version 7.0 looking at life through the eyes of a tired hub eating seeds as a pastime activity the toxicity of our city, of our city Now, what do you own the world? how do you own disorder, disorder Now somewhere between the sacred silence Sacred silence and sleep somewhere, between the sacred silence and sleep disorder, disorder, disorder More wood for the fires, loud neighbours flashlight riveries caught in the headlights of a truck eating seeds as a pastime activity the toxicity of our city, of our city Now, what do you own the world? how do you own disorder, disorder Now somewhere between the sacred silence Sacred silence and sleep somewhere between the sacred silence and sleep

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dan Hal Itu Adalah Salah Kaprah Dalam Penelitian Sosial

9 Juni 2015   18:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:08 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

KESALAHPAHAMAN TERHADAP KONSEP-KONSEP MARX

 

Inilah yang salah satu menjadi ironi dalam sejarah, yakni tidak ada habis-habisnya menyalahpahami dan mendistorsikan teori baru, bahkan disebuah zaman ketika akses terhadap suatu  teori tidak lagi terbatas. Tidak ada ironi yang lebih parah selain apa yang terjadi pada teori Karl Marx beberapa decade belakangan ini. Pembahasan tentang Marx dan Marxisme selalu muncul dalam pers, dalam pidato-pidato para politikus,dalam buku-buku dan artikel yang ditulis para ilmuwan sosial dan filsuf yang disegani. Sayangnya para politikus dan dipersurat kabarkan itu nampakanya tidak pernah secara sungguh-sungguh mencermati tulisan marx,dan para ilmuwan sosial tidaak merasa puas denan pengetahuan yang minimal tentang Marx. Rupanya mereka sudah aman dengan kedududkannya sebagai orang yang shli dslsm bidang sosial ini, karena tidak ada yang memiliki kekuasaan dan status diwilayah penelitian sosial ini yang berani menantang pernytaan mereka yang bododh ini.

Pandangan keliru mengartikan teori Marx secara psikologis

Diantara semua kesalahpahaman tersebut barangkali tidak ada yang lebih luas penyebaranya selain pandangan materilisme Marx. Marx dianggap percaya bahwa motif psikologis menusia yang tertinggi adalah keinginannya untuk memperoleh dan bersenang-senang dengan uang dan bahwa upaya untuk memperoleh keuntungan maksimal adalah pendorong utama dalam kehidupan pribadinya dalam dalam kehidupan manusia secara umumnya.  Selain itu juga yang tersebar adalah asmsi bahwa Marx mengabaikan pentingnya  individu nahwa dia tidak menghargai atau memahami kebutuhan spiritual manusia dan bahwa idealisnya adalah seorang manusia yang terpenuhi pangannya dan sandang tetapi tidak berjiwa (Soulless). Kritik Marx terhdap agama sering di identikan dengan penolakannya terhadap semua nilai sprirtual  dan yang terakhir menjadi lebih jelas bahwa orang-orang yang  beranggapan bahwa percaya kepada tuhan berarti berorientasi spiritual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun