Mohon tunggu...
ayuko sinaga
ayuko sinaga Mohon Tunggu... -

seorang perempuan yang suka mengetahui berbagai macam hal =) bagi saya dunia adalah luas, tapi pikiran manusia lebih luas lagi.dan mempunyai banyak nick name : yuko, yoko, uko, ayu, zuko.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Backmasking : Pesan Terbalik pada Lagu

13 Juni 2010   16:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:34 6634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Berhubungan dengan artikel saya sebelumnya yang berjudul “Pengaruh hal ini berkaitan erat dengan musik yang kita dengar. Perbedaannya, sekarang lebih ditekankan kepada penyusunan lirik yang dibuat oleh sang penyanti.

Mungkin, anda masih asing mendengarkan kata “backmasking”. Bacmasking merupakan suatu metode untuk membuat serangkaian kata di dalam sebuah lagu jika lagu tersebut diputar mundur. Metode ini sangat populer di kalangan artis Amerika untuk memberikan suatu pesan secara tidak langsung dalam lagunya. Unsur pembentukan kata secara mundur ini dapat didukung dari lirik yang telah ada ataupun dari musik lagu tersebut. Kata-kata yang terbentuk ini tidak selalu jelas, beberapa terdengar berbisik, sangat pelan, sedikit ribut sehingga perlu mendengarkannya beberapa kali dengan seksama. Namun, tidak sedikit pula yang terdengar sangat jelas sehingga dengan mendengarnya seperti biasa sudah bisa ditangkap.

Pemutaran terbalik ini (backward playing) diusulkan sebagai latihan untuk para magicians oleh okultis yang bernama Aleister Crowley yang terdapat dalam bukunya yang berjudul Magick (Book 4). Backmasking dipopulerkan oleh The Beatles yang kemudiam menerapkan metode ini di beberapa lagunya yang terkenal. Seperti yang tertara dalam lagu “Rain”. Lagu ini lah yang merupakan lagu mengandung pesan terbalik pertama kalinya dengan kesengajaan si pembuat.

Dengan tercetusnya konsep backmasking pada lagu band terkenal ini, tidak sedikit band-band terkenal berikutnya menggunakan metode ini untuk berbagai tujuan. Backmasingpun manjamur di dunia musik Amerika. Seringkali, metode ini digunakan untuk menyembunyikan pesan yang tidak baik di kalangan musik rock, seringkali untuk mempromosikan satanisme, dan menyebutkan kata-kata kotor. Seperti lagu Stairways to Heaven oleh Led Zeppelin (lagu yang sering diputarkan pada saat latihan yoga), dan beberapa lagu yang dibawakan oleh Styx, Queen, Judas Priest, Pink Floyd, Slayer, dan masih banyak lagi. Karena banyaknya penyanyi yang menyelipkan pesannya dengan cara ini, banyak dari penyiar2 radio amerika pada saat itu yang mecoba-mencoba untuk memutar lagu secara terbalik dan tidak jarang dari lagu-lagi tersebut memang mengandung pesan terselubung. Dengan tujuan yang tidak baik ini, kita harus memperhatikan lagu jenis apa yang kita dengar.

Dengan perkembangan teknologi yang kian maju, keberadaan pesan terbalik ini menjadi sulit untuk diidentifikasi. Pemutaran terbalik kebanyakan menggunakan sumber suara dari perekaman magnetic sound tape yang merupakan teknologi yang tidak digunakan lagi pada jaman sekarang. Perekaman di CD membuat hal ini menjadi sulit untuk dilakukan. Hal ini jugalah yang menyebabkan pesan terbalik tidak terdeteksi. Namun, hal ini tidak berarti backamasking juga berhenti dilakukan oleh si pembuat. Hal ini juga yang seharusnya menjadi salah satu faktor yang meningkatkan kita terhadap kemawasan diri kita terhadap musik yang kita pilih untuk didengarkan sehari-hari.

Saya telah mendengarkan banyak contoh pesan terbalik. Kebanyakan dari mereka memang tidak terdengar dengan jelas dan tidak selalu ada sepanjang lagu. Bisa saja backmasking tersebut terdapat pada bagian ref saja, atau pada bait pertama, tergantung si pembuat. Anda bisa mendengarkan banyak contohnya di wikipedia (ketik : Backmasking). tidak sedikit dari lagu-lagu ini memang mengerikan dan membuat bulu kuduk saya berdiri karena suaranya yang meraung-raung dari berbisik hingga berteriak.

Band masa kini, sejauh yang saya tahu band yang menggunakan metode ini adalah Linkin Park dan Avril Lavigne. Pasti masih banyak lagi atau bahkan bertambah banyak penggunaan metode ini dalam berbagai jenis genre musik, band apapun dengan tujuan yang berlainan pula.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun