Mohon tunggu...
Avet Batang Parana
Avet Batang Parana Mohon Tunggu... lainnya -

Pengubah Kertas Menjadi Emas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[MIRROR] Hantu Kecil dan Boneka Cinta

13 Desember 2011   15:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:21 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MIRROR

Hantu Kecil dan Boneka Cinta

By Avet Batang Parana

infobdg.tumblr.com

1 hari terakhir sebelum malam tahun baru ….

Malam itu ….

Malam itu di hutan ….

Malam itu di hutan belakang rumahku ….

Aku berjalan sambil menoleh ke kiri-kananku. Samar-samar dalam terawanganku, terlihat seorang anak laki-laki kecil bersama sebuah boneka yang merapat di dadanya. Tanganya mengelus-elus rambut boneka itu, tatapan matanya seolah berkaca-kaca dan bersenandung dengan penuh cinta, namun sepertinya terselip luka dari tiap liriknya.

Kemudian kudekati ia dan mencoba mengajaknya bicara, “Hay, Boy! Ngapain di hutan sendirian?”

Anak itu hanya diam dan nampak tak ada sedikitpun keinginan untuk memberikan tanggapan padaku.

“Boneka itu …?”

“Untuk adik perempuanku!” katanya tiba-tiba menyambar. “Boneka yang ingin kuhadiahkan untuknya di tahun baru ini,” sambungnya memelas.

“Lantas, kenapa kau menangis, sayang?”

“A … a … aku tidak ..,” katanya tersendat-sendat. “Tidak mungkin bisa memberikan langsung padanya, dia sudah pergi jauh meninggalkanku. Tapi setidaknya kata Ayah, aku masih bisa menitipkan boneka ini sama Bunda karena beliau juga akan menyusul adikku.”

Raut wajahnya terlihat semakin haru.

“Emang adikmu kemana?”

“Dia pergi menghadap Tuhan …”

Penjelasan itu, membuat jantungku seakan putus, namun mata hatiku tiba-tiba terbuka, kurasakan ada cinta yang begitu mulya yang terukir di lubuk  hati anak sekecil itu.

Kemudian ia kembali memandangku, sambil berkata, “Aku sudah berpesan pada Ayah agar meminta Bunda menungguku pulang membawa boneka ini.”

Dan selembar foto ia perlihatkan padaku, sebelum diselipkan di saku baju boneka yang masih melekat di genggaman tangannya.

“Aku ingin Bunda ikut serta membawa fotoku, agar beliau selalu ingat padaku. Aku sayang sama Bunda, seharusnya beliau tidak meninggalkanku. Tapi aku memahaminya karena adikku juga butuh teman di sana,” katanya lagi, lau memandang tajam ke arah boneka dan perlahan mengelus-elus rambutnya, sembari merangkai langkah meninggalkanku.

-OoO-

Pukul 22:35 WITA

Kala itu aku tengah menonton televisi. Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar jelas menembus dinding ruang keluarga. Aku terkejut dan seketika bulu kudukku berdiri, seiring hembusan angin dari hutan yang terasa dingin menusuk-nusuk hingga ke pangkal tulangku.

“Kamu mengikutiku, Dek?” tanyaku seraya membuka lebar mulut pintu.

Anak laki-laki kecil itu ….

Ia yang tengah berada di balik pintu. Namun ada yang berbeda dari wajah dan anggota badannya yang tak tertutupi oleh pakaian, terlihat berubah pucat pasi. Tingkahnya pun jadi aneh, tanpa bersuara ia langsung masuk menuju ruang keluarga, kemudian duduk di depan televisi. Sementara itu, aku duduk di sofa yang berada tepat di belakangnya.

Begitu lama kami duduk dalam kebisuan, hingga akhirnya muncul sebuah reportase yang membuat mataku tercengang.

Pada kamis malam tanggal 28 desember 2004, sebuah mobil kijang berwarna hijau tua yang dikendarai oleh seorang ibu dan anak perempuannya, ditemukan menabrak pembatas jalan. Kecelakaan ini terjadi di sekitar jalan raya perbatasan antara Sumbawa dan Bima. Dilaporkan tidak ada yang selamat dalam kecelakaan ini, anak perempuannya ditemukan meninggal di tempat, sementara si Ibu sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat sebelum menghembuskan napas terakhir.

Dan satu hari berikutnya, ditemukan kembali mayat anak laki-laki bersama boneka yang ada di pelukannya ….

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

“Jadi, kamu sudah?”

-OoO-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun