Mohon tunggu...
Asrindon I.Kom.
Asrindon I.Kom. Mohon Tunggu... -

kuliah di UIN Sunan Kalijaga 2014 prodi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sang Perantau

10 Desember 2014   05:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:38 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhamdulilah masih diberikan kesempatan untuk ngepost lagi. Di kesempatan ini ane mau membahas tentang fenomena sosial yang berkaitan dengan mahasiswa perantauan. Apa dan bagaimana menurut pandangan mahasiswa yang merantau khususnya di Yogyakarta.

Siapa sih yang tidak mau atau ingin tinggal di kampung halamannya sendiri, ya pastinya setiap orang ingin sekali tinggal dirumahnya sendiri dengan orang-orang yang mereka sayangi dan mereka cintai. Akan tetapi banyak juga orang yang mempunyai pilihan lain, pilihan berpisah dengan keluarga dan orang orang yang mereka sayangi demi menuntut ilmu atau bekerja. Pada kesempatan ini saya akan fokus dengan alasan pertama yaitu demi menuntut ilmu.

Mahasiswa adalahanggota masyarakat yang berada pada tataran elit karena kelebihan yang dimilikinya, yang dengan demikian mempunyai kekhasan fungsi, peran dan tanggung-jawab.Dari identitasdirinya tersebut, mahasiswa sekaligus mempunyaitanggung jawab intelektual, tanggung jawabsosial, dan tanggung jawabmoral.putrashakal.blogspot.com

Pada masa awal keberangkatan seorang mahasiswa ketempat perguruan tinggi.  seorang mahasiswa mempunyai semangat yang sangat membawa. Yah maklum saja namanya saja Maba ( Mahasiswa Baru) , pada awal keberangkatannya saja di antarkan oleh seorang yang ia cintai yaitu orang tua dan keluarganya seperti mahasiswa yang saya wawancarai yaitu Ahmad Nushoir Mubaroki dan Muhamad Nur Ichsan semester satu ilmu komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN sunan kalijaga  Yogyakarta yang kebetulan ia sekelas dengan saya . hehehe ...  Ahmad Nushoir Mubaroki atau panggilan akrabnya Oki   ia adalah seorang mahasiswa yang berasal dari Nganjuk Jawa Timur.  Sebagai perantau dari jawa timur ke Yogyakarta tentu banyak hal yang ia dapatkan di kota barunya yaitu Kota pelajar yang masih sangat kental dengan kebudayaannya. Ia mengakui  “di nganjuk itu orangnya lebai sering melebih lebihkan suatu keadaan. Kalo d jogja ngak ada malah kecenderungannya orang jogja itu rendah hati. Hehehe....” Katanya sambil tersenyum. Sedangkan  menurut Muhamad Nur Ichsan yang ia alami selama merantau atau ngekost ,ia  tinggal di ruang berukuran 3X2 ia belajar prihatin  , yang dulunya ia bisa makan 3-5 kali dalam sehari ia kini hanya makan 1-3 kali dalam sehari”. Katanya sambil meringis.

Nah itulah beberapa komentar atau pendapat dari dua  mahasiswa yang mulai merantau awal agustus 2014 lalu.  Sedangkan salah satu mahasiswi yang saya wawancarai yaitu Cintia Dewi Pertiwi ia adalah mahasiswa Psikologi yang se-Fakultas dengan Oki dan Ichsan, Menurutnya ”Di Jogja ini saya jadi lebih mandiri, selain itu saya menjadi seorang mahasiswi yang kost saya harus bisa menjaga diri,  alhamdulilahnya saya dapat kost-an yang ketat, laki-laki gak boleh masuk , jadi lebih aman”  katanya. “ di jogja selama kurang lebih empat  bulan ini jarang sekali saya menjumpai makanan yang rasanya pedas saya heran kenapa di jogja ini rata-rata makanannya  rasanya manis, pengen banget makan yang rasanya pedas dan asin seperti di rumah” imbuh mahasiswi asal Bengkulu ini.

Berdasarkan pendapat-pendapat mahasiswa yang berada di perantauan bahwa banyak sekali perbedaan yang ia alami di tempatnya yang baru. Ini merupakan fenomena yang biasa dialami oleh seorang mahasiswa rantau , terutama yang merantau jauh dari daerah asalnya .

Semoga Artikel ini bermanfaat terutama bagi calon mahasiswa yang ingin kuliah di luar daerahnya. Agar lebih hati-hati dalam memilih kost, dan memilih pergaulan yang baik dalam artian seorang teman tidak menjerumuskan kedalam hal-hal yang bersifat negatif akan tetapi ia justru mengajak ke hal-hal yang positif .

Okey...  terima kasih....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun