Mohon tunggu...
Ashof Eshan Iskandar
Ashof Eshan Iskandar Mohon Tunggu... -

Kota ini, Tasikmalaya, saya suka.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa Salah Jika Pengemis Kaya?

30 November 2013   03:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:30 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa salah jika pengemis kaya? Saya kira tidak. Hukum positif pun tak melarangnya. Semua orang berhak kaya. Siapapun. Tak terkecuali. Termasuk pengemis, seperti Walang. Warga Subang, Jawa Barat, yang biasa mengemis di Jakarta, ini konon punya uang Rp 25 juta. Uang itu diketahui setelah ia tertangkap razia. Walang tak sendirian. Di Bandung, seorang nenek bisa mendapat Rp 7 juta dari mengemis selama dua hari. Luar biasa, bukan?

Anehnya, banyak orang yang aneh dengan kenyataan seperti itu. Mereka “iri” jika penghasilan pengemis sampai puluhan juta rupiah dalam sebulan. Bagi saya itu biasa saja. Jika pun divonis salah, paling kena pasal penipuan. Pura-pura tunadaksa, padahal perkasa. Itupun kalau ada pasalnya. Lagi pula, sejak dulu saya paling selektif jika akan memberi sesuatu, seperti sedekah, kepada pengemis.

Sampai saat ini pun, saya masih selektif. Malah saya sering paling anti-memberi sesuatu, seperti suara, kepada para pengemis jabatan. Hey, lihat! Sedang apa mereka dalam baliho itu? Ah, mudah-mudahan tidak sedang mengemis jabatan.

Tiba-tiba, ada seperti yang berbisik di telinga sebelah kiri, “Pak... kasihan saya, pak, selama 40 tahun belum pernah jadi anggota dewan.”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun