Ternyata Jokowi itu boneka. Tak lebih. Coba tengok. Ia manut saja dibuat penghibur. Tak berpendirian. Lupa diri. Lupa janji. Mirip Megawati. Tadi pagi saya baca kesepakatan PDI Perjuangan dan Partai Gerindra dalam pemilu 2009. Lihat poin ketujuh; Megawati Soekarnoputri mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada pemilu presiden tahun 2014.
Jelas. Bermaterai. Jauh beda dengan mandat kepada Jokowi. Hanya ditulis tangan. Tanpa materai. Mega ingkar. Ia malah mendukung Jokowi di pilpres 2014. Hebatnya, Megawati berhasil menularkan penyakit ingkarnya itu kepada Jokowi. Gubernur DKI Jakarta itu tanpa beban mengingkari janjinya. Kerja belum tuntas, malah nyapres. Janji belum lunas, malah hengkang. Parah.
Jika Megawati seorang negarawan, mestinya ia mendorong Jokowi untuk menuntaskan tugasnya sebagai orang nomor satu di Jakarta. Bukan sebaliknya. Mega malah memanfaatkan Jokowi untuk kepentingan partainya. Syahdan, sepertinya sikap saya akan berubah. Berpikir ulang untuk tidur saat pencoblosan. Mungkin saya akan datang ke TPS. Masuk bilik suara. Cari gambar PDI Perjuangan. Lalu menulis: TUKANG INGKAR!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H