Mohon tunggu...
Arjuna Putra Aldino
Arjuna Putra Aldino Mohon Tunggu... Penulis - Universitas Indonesia

Mahasiswa Pascasarjana, Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pilpres 2024, Kemana Arah Dukungan Kelompok Intoleran?

8 September 2023   10:13 Diperbarui: 8 September 2023   10:21 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ada rumor, mobil. Yang berada di KM 50 itu terindikasi, hari ini mobil yang ada dalam peristiwa, tertembaknya saudara kita tercinta Josua. Dan misteri di KM 50 itu lebih hebat ketimbang misteri kematian Brigadir J. CCTV rusak tapi nggak ada penjelasan," kata Romo Syafii, Rabu, 24 Agustus 2022

Anggota Komisi III DPR RI fraksi Gerindra Desmond Mahesa juga dengan keras menyentil kasus KM 50, Desmond menuduh Polri terkesan menutup-tutupi kasus KM 50.

"Misalnya saya selalu diingatkan, bagaimana dengan kasus KM 50? Ini kan kesannya juga dikeroyok tertutup. Itu kalau dibuka kasus KM 50, ini bicara tentang novumnya nanti. Kalau novumnya ada, kita akan pertanyakan ini ke Pak Kapolri," ujar Desmond, Rabu, 24 Agustus 2022

Bukan hanya mengkritik Polri, Desmond juga kembali mempertanyakan kasus KM 50 saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas). Desmond menyentil Ketua Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Mahfud MD tentang peran lembaganya di kasus penembakan laskar FPI di KM 50.

"Kasus KM 50 bagaimana? Bapak pernah bikin catatan itu kepada kepolisian juga tidak?" tanya Desmond, Selasa, 23 Agustus 2022

Bahkan politisi Partai Gerindra Fadli Zon, menjadi salah satu tokoh yang turut menjemput jenazah anggota Laskar FPI yang tewas dalam insiden KM 50. Dalam keterangannya, Fadli Zon mengungkap, ia bersama dengan Anggota DPR RI Komisi 3, Muhammad Syafii beserta tim kuasa hukum dan keluarga mendatangi RS Polri pada Selasa, 8 Desember 2020. Ia pun mengajak untuk melaksanakan shalat ghaib bagi 6 orang yang meninggal dalam bentrok yang terjadi dengan petugas kepolisian tersebut.

"Mari kita selenggarakan shalat ghaib bagi 6 syuhada anggota FPI yg menjadi korban penembakan polisi," tulisnya melalui akun Twitter miliknya, Selasa, 8 Desember 2020

Bukan hanya itu, secara khusus Fadli Zon membahas secara detail dan menggugat kasus KM 50 dalam akun YouTube miliknya, bersama Neno Warisman menurut dia telah terjadi ketidakadilan dalam kasus KM 50. Dengan keras ia mencurigai adanya rekayasa dalam kasus KM 50 yang mirip dengan kejanggalan kasus Brigadir J. Bahkan dalam podcast ini, Fadli Zon menyampaikan bahwa upayanya menjemput jenazah Laskar FPI adalah menjalankan pesan dari pemimpin besar FPI Habib Rizieq Shihab untuk membantu proses percepatan pengambilan jenazah para korban perisitiwa Km 50 di Rumah Sakit Polri. Video podcast ini tayang dalam dua bagian yang secara khusus membahas kasus KM 50 yang diupload pada 25 September 2022.

Fadli Zon juga menjadi salah satu saksi dalam sidang perkara penyebaran hoaks Habib Bahar bin Smith. Dalam perkara tersebut, Habib Bahar diadili karena isi ceramahnya yang dianggap mengandung hoaks. Sebagaimana dakwaan jaksa, Bahar menyebutkan enam laskar FPI dibantai, disiksa, dikuliti, dicopot kukunya hingga dibakar kemaluannya. Namun Fadli Zon justru membenarkan isi ceramah Habib Bahar tersebut. Dan kesaksian Fadli Zon ini menjadi keterangan yang meringankan terdakwa Bahar bin Smith pada persidangan dugaan penyebaran berita bohong di Pengadilan Negeri (PN) Bandung.

"Saya kira apa yang diucapkan Habib Bahar mendekati kenyataan fakta," ucap Fadli Zon dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Negeri (PN) Bandung, Kamis, 07 Jul 2022

Bahkan ketika pemerintah membubarkan FPI, Fadli Zon membantah bahwa Partai Gerindra mendukung kebijakan pemerintah yang membubarkan FPI. Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengungkapkan bahwa partainya mendukung kebijakan yang diambil Presiden Jokowi untuk menjaga persatuan Indonesia. Menurutnya, sikap tegas diperlukan bagi kelompok intoleran yang membahayakan masa depan NKRI. Namun Fadli Zon membantah pemberitaan yang menyebut bahwa Partai Gerindra mendukung pemerintahan Joko Widodo dalam membubarkan organisasi yang dinilai bisa memecah bela NKRI. Fadli Zon mengatakan, tidak ada keputusan Partai Gerindra yang mendukung pembubaran organisasi tanpa proses pengadilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun