Frasa "suro diro jayaningrat lebur dening pangastuti" berasal dari bahasa Jawa dan memiliki makna yang dalam dalam konteks filosofi Jawa. Frasa ini dapat diartikan secara kasar sebagai "perasaan yang tulus dan ikhlas akan membawa keselamatan dan kebahagiaan."
Di kalimat ini “suro diro jayaningrat lebur dening pangastuti” bisa bermakna sebagai do'a, kalimat doktrin yang menguatkan dan sumpah yang berkeyakinan bahwa kejahatan dan angkara murka akan hancur oleh kebenaran”
Mari kita jabarkan deskripsi akademiknya:
Judul: Analisis Filosofi Jawa dalam Frasa "Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti"
Abstrak:
Frasa "suro diro jayaningrat lebur dening pangastuti" merupakan ungkapan dalam bahasa Jawa yang mengandung makna filosofis dan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna dalam frasa tersebut dan mendiskusikan implikasinya dalam konteks filosofi Jawa. Metode penelitian melibatkan analisis filologis, linguistik, dan studi pustaka.
Konteks Filosofi Jawa:
Filosofi Jawa memiliki akar dalam kepercayaan dan budaya Jawa yang kaya. Frasa ini mencerminkan nilai-nilai seperti kesederhanaan, keikhlasan, dan keyakinan bahwa tindakan yang dilakukan dengan perasaan tulus akan membawa kebahagiaan dan keselamatan. Analisis dilakukan dengan merinci setiap kata dalam frasa untuk memahami konsep-konsep yang terkandung di dalamnya.
Makna Setiap Kata:
"Suro": Simbol dari tahun Saka, melambangkan kekuatan atau energi.
"Diro": Berasal dari kata "adhiro," yang berarti pemimpin atau pengendali.
"Jayaningrat": Gabungan kata "jaya" (kemenangan) dan "ing" (di), merujuk pada kebesaran atau kejayaan.
"Lebur": Mencerminkan konsep melumer atau menyatu, menunjukkan persatuan dan kebersamaan.
"Dening": Dengan atau oleh.
"Pangastuti": Berasal dari kata "angastuti," yang berarti pujian atau syukur.
Implikasi Filosofis:
Frasa ini mengajarkan bahwa dengan mengarahkan kekuatan atau energi (suro) dengan kepemimpinan yang bijak (diro), seseorang dapat mencapai kebesaran dan kemenangan (jayaningrat). Persatuan (lebur) dengan keikhlasan (pangastuti) akan membawa kebahagiaan dan keselamatan. Implikasinya mencakup konsep-konsep seperti kesetiaan, integritas, dan perasaan tulus dalam setiap tindakan.
Penelitian ini memberikan kontribusi pada pemahaman lebih lanjut tentang filosofi Jawa dan dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian lebih lanjut dalam konteks budaya dan spiritualitas Jawa.
Calon Presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan menyebut ungkapan dalam bahasa Jawa "Suro Diro Jayaningrat Lebur Dening Pangastuti" saat memberikan pidato penutup dalam debat terakhir pilpres, Minggu (2/4).
Dalam pidato tersebut, Anies menegaskan cinta kasih dan welas asih menjadi bagian dari perjuangannya. Karenanya, perlawanan terhadap kekuasaan yang muncul dari ketimpangan tidak akan dilakukan dengan kebencian.