Hujan mengguyur Mampang Kota Depok, menciptakan suasana yang penuh dengan kelembutan dan kesegaran. Langkah saya membawa saya ke Bengkel Berkah, tempat di mana kisah perjalanan sepeda motor putih 2014 dan keluarga kecilku diregenerasi.
Di tengah guyuran hujan, kota ini memancarkan keindahan baru, membasahi lorong-lorong kecil yang menyimpan sejarah. Hubungan kami dengan Bengkel Berkah, yang sebelumnya hanya sebatas pelanggan standar, kini berkembang menjadi ikatan yang lebih mendalam di tengah nuansa hujan Mampang Kota Depok.
Oli yang menetes dari mesin sepeda motor menjadi seakan metafora dari detik-detik kehidupan yang mengalir seperti tetesan hujan. Pagi ini, harapan akan servis lebih cepat melalui metode lama terhenti sejenak, mengajarkan kami bahwa proses perbaikan memerlukan kesabaran, terlebih di bawah guyuran hujan.
"Saat ini ada yang menunggu, harap ngantri sebentar," kata pemilik bengkel dengan nada tegas. Di antrean, di bawah hujan yang lembut, saya menyadari bahwa keteraturan dan keadilan tetap berjalan, meskipun dalam cuaca yang berubah.
Setiap detik menunggu menjadi kesempatan untuk merenungi dan memahami kehidupan di kota ini, yang semakin terasa dalam nuansa hujan Mampang Kota Depok. Di Bengkel Berkah, hujan tidak hanya menyegarkan sepeda motor, tetapi juga memperbaharui pandangan kami terhadap hidup dan kota ini, yang sarat dengan kisah di setiap sudutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H