Menghitung mundur jejak waktu yang telah Alloh Azza Wa Jalla titipkan padaku, menguntai alunan doa dan harap diujung desah nafas dan langkahku dengan benih kasih yang  bersemi diantara sayap-sayap malaikat.
Teruntuk bidadari tak bersayapku
Hari ini adalah awal mula kita dipertemukan
Hari ini adalah awal mula dua hati dipadukan
Hari ini adalah awal mula kuberanikan diri untuk menyuntingmu
Hari ini adalah awal mula mahligai dan bahtera kita berlayar menuju harapan dan keridhoan-Nya
Teruntuk bidadari tak bersayapku
Bahtera kita semakin jauh berlabuh, semakin jauh dari daratan, terkadang samudra tenang mengalunkan melodi kasih, terkadang samudra bergejolak menguntai murka, namun bahtera kecil ini harus terus bergerak .
Teruntuk bidadari tak bersayapku
Terimakasih telah menemani perjalanan panjang ini
Terimakasih telah menjadi sayap malaikatku
Terimakasih telah menutup kekuranganku
Terimakasih atas untaian doa terindah yang selalu terlantunkan dari relung penghambaanmu, untuk lancarnya perjalanan penghambaan ini.
Teruntuk bidadari tak bersayapku
Maafkanku yang  penuh dengan kekurangan ini, namun selalu kau sapih dengan cinta dan senyum terindah
Istriku, semoga Allah Azza Wa Jalla akan selalu menuntun bahtera kita dalam keridhoan dan kasih-Nya.
8 November, Hari bersejarah kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H