Mohon tunggu...
Mustaqim Latu
Mustaqim Latu Mohon Tunggu... Freelancer - @mustaqimlatu

Gam zeh Ya'avor ~ Ini juga akan berlalu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menjaga Jarak, Cukupkah?

28 Maret 2020   15:39 Diperbarui: 28 Maret 2020   15:47 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hal ini, psikologis masyarakat harus turut dipahami. Bagaimana kebiasaan mereka, pola interaksi sesama dan kondisi di lingkungannya. Jika tidak, bukan menutup kemungkinan Covid-19 akan menyebar sampai ke lorong-lorong paling tersembunyi di pinggiran Jakarta sekalipun.

Untuk itu, pemerintah seharusnya dapat melihat realita masyarakat secara utuh sebelum menyampaikan sebuah pesan. Dengan kompleksitas masalah sosial yang kita miliki, sangat sulit mengatasi penyebaran Covid-19 hanya dengan sekedar himbauan menjaga jarak. 

Terlebih himbauan tersebut sifatnya hanya menyasar pada satu kelompok masyarakat tertentu. Sementara pada kelompok lainnya bisa jadi himbauan tersebut tidak sampai yang akhirnya gagal untuk diartikulasikan. Atau pesan tersebut sampai namun karena faktor lingkungan membuat himbauan tersebut menjadi tidak aplikatif.

Bagaimana misalnya para pekerja informal seperti pedagang bakso, penjual sayur di pasar atau tukang ojek  dapat mengikuti himbauan untuk menjaga jarak, sementara nafas kehidupan mereka ada pada semakin dekatnya jarak mereka dengan pelanggan. Merenggang sedikit saja hubungan itu, akan menjadi awal petaka bagi kehidupan mereka. Lagipula, mengharapkan semata-mata kesadaran warga untuk mejaga jarak dalam situasi wabah seperti saat ini, saya pikir bukan langkah matang dari negara yang memiliki segala macam sumber daya. Baik anggaran, hukum dan aparat.

78 nyawa yang telah hilang bukan angka yang sedikit. Dengan melihat tren eksponensial yang melaju cepat saat ini, kita tidak tahu kematian akibat Covid-19 akan berhenti di angka berapa. Untuk itu tidak bisa ditawar lagi, pengentasan penyebaran Covid-19 membutuhkan tindakan yang lebih berani. Bukan lagi dengan model himbauan yang tidak bisa kita ukur efektifitasnya. 

Singkirkan dulu kata-kata kaku birokratis yang lebih cocok dituangkan dalam silabus. Jangan lagi ada langkah-langkah gimik. Menjaga jarak penting, namun perlu dibarengi dengan langkah tegas yang pasti. 

Saat-saat seperti ini, saya merindukan betul ketegasan pemerintah, sebagaimana ketegasan pemerintah baru-baru ini mengumumkan pemindahan ibu kota baru. Bahkan prosesnya pun tetap berjalan meskipun wabah datang menghadang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun