Mohon tunggu...
Anis Fuadah Zuhri
Anis Fuadah Zuhri Mohon Tunggu... -

Anis Fuadah Zuhri, lahir di Blitar 06 Juni 1988. Menjadi penyejuk bagi pandangan mata dan hati kedua orangtua, adalah mimpi terbesar baginya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghaturkan Tanya

23 September 2014   18:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:50 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebentuk keindahan yang manusia rasakan, sesungguhnya berada pada titikterendah atas kepasrahan yang telah dia hadirkan. Tentu hal tersebut diperoleh, setelah proses panjang yang terlewati, menjadikan kepahitan dan rasa manis sebagai pendamping atas proses perjalanan. Menyeimbangkan kebaikan dan kesabaran, melengkapi dengan kesantunan syukur dan memadukanya dengan do’a tulus. Hasilnya, tercermin pada kebenaran yang ditemukan oleh proses salah berulangkali. Salah satu hal yang akan mendewasakan adalah terciptanya ketenangan, kebaikan, serta kepatuhan pada Sang.

Terpercik kata yang terkadang terabaikan

Lewat gemuruh dan tanya

Dalam dewasa dan sejuta pengertian,

Untuk lebih mengerti dan memahami

Di ujung sejuta peluh rindu

Ku haturkan Tanya,

Untuk tiap hal yang mengalir

Atas perjalanan ini,

Bebatuan, kerikil, dan perih

Seringkali mengungkapkan bahasa yang tak terpecahkan,

dalam beberapa masa.

Ku ucap permohonan, yang mendalam

Atas nafas pagi-Mu dan kesempatan indah.

Ku merindumu, di sela-sela pagi dan seluruh aktifitasku

Ku mengharapmu, kala ramai mulai meninggalkanku

Aku, semakin membutuhkanmu

Saat langit mulai kelabu, kegelapan menggelayut bersama berputarnya waktu

Di ujung panjang harapan dan Tanya

Ada keindahan terbersit

Karena ku tau, ini akan indah.

afz, 230112


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun