Bagaimana Teori Belajar Menurut Al- Ghozali?
Al-ghozali adalah ulama’ besar dalam bidang agama, beliau termasuk salah seorang yang sangat penting dalam sejarah pemikiran agama. Beliau seorang ulama’ yang sudah terkenal taat dan berpegang teguh pada Al-qur’an dan sunnah, juga taat untuk menjalankan agama. Nama Al-Ghozali adalah Muhammad bin Muhammad, beliau lahir pada tahun 450 H atau 1050 M, di suatu kampong bernama Ghazalah, Thunisia, suatu kota di Khurasan Persia.
Al-ghozali adalah seorang filosof yang mempunyai pengaruh besar terhadap pendidikan islam. Selain tiu juga beliau terkenal sebagai salah seorang sufi yang dari pemikirannya tersebut cenderung dipengaruhi oleh ilmu tasawwuf yaitu menekankan pada masalah keruhanian, keserdahanaan dan menjauhi keduniawian. Maka dari itu, Al-ghozali berpendapat yang berkatitan dengan ilmu, dipandang dari 2 sisi yaitu ilmu sebagai proses dan ilmu sebagai obyek.
Pendekatan dalam menuntut ilmu yang digunakan oleh Al-ghozali yaitu 2 pendekatan ta’lim insane dan ta’lim rabbani. Ta’lim insani adalah belajar dengan bimbingan manusia dan ta’lim rabbani merupakan belajar dengan bimbingan tuhan. Ada 3 proses untuk mendapatkan pengetahuan rabbani yang harus dilalui oleh manusia yaitu (1) mendedikasikan seluruh ilmu (2) melakukan riadat (lelakon) yang sungguh-sungguh dengan pengawasan diri yang benar (3) tafakur.
Al-Ghazali adalah tokoh yang sangat memperhatikan bidang pendidikan, menurut Al-Ghazali, pendidikanlah yang banyak mebentuk corak kehidupan suatu bangsa.Pokok-pokok pemikiran al-Ghazali terdapat dalam bukunya Ihya’ UlumAl-Din dan Ayyuhalwalad. Kedua buku ditulisnya setelah dia melewati perjalanan panjang intelektualnya. Kunci pokok pemikiran Al-Ghazali yakni mengedepankan kesucian jiwa dari akhlak yang hina dan sifat-sifat tercela, karena ilmu merupakan ibadahnya hati, shalat yang bersifat rahasia dan srana pendekatan batin kepada Allah. Konsep pendidikan yang dikembangkanAl-Ghazali mencakup lima aspek yaitu aspek pendidikan jasmaniah, aspek pendidikn akhlak, aspek pendidikan akal dan aspek pendidikan sosial, yang kesemuanya harus sudah ditanamkan pada anak sejak usia dini. Kelima aspek tersebut harus diwujudkan secara utuh dan terpadu agar dapat menghaslkan manusia seutuhnya.
Semoga Bermanfaat :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H