Mohon tunggu...
Syaiful Bukhari
Syaiful Bukhari Mohon Tunggu... -

Hari ini aku menerawang esensi masa perjuangan Yang tercermin dalam hari pahlawan Haruskah aku tenggelam dalam gelombang kealpaan Melupakan sebarang sebab mula sejarah perjuangan Atau berbalik pada eksistensi paradigma historis yang mulai merapuh Diterpa zaman berlabuh Dan menyokong arus perguliran perspektif Untuk menjadi nyata dan niscaya...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Phobia kalender..!!

31 Januari 2011   02:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:02 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa hari belakangan ini, aku merasakan sebuah gangguan tidur berat. Bukan berat dalam artian sulit menutup mata, tapi lebih parah lagi yaitu sangatlah sulit merasakan makna dari setiap tarikan nafas ketika sedang tidur. Baik itu tidur siang, maupun tidur malam pada umumnya. Desah nafas yang biasanya penuh dengan makna kebahagiaan atau keceriaan, kini berganti menjadi ketakutan, kecemasan, bahkan terkadang merasakan ketidakberdayaan. Aku merasa ada sesuatu yang selalu membuntutiku kemanapun ku pergi, tak terkecuali ketika kaki ini melangkah ke masjid tercinta. Nilai ibadah pun terasa berkurang, karena pikiran ini menjadi terbagi antara kepada sang pencipta dengan sesuatu yang selalu membuntuti kemanapun ku pergi. Terlebih lagi setelah seorang sahabat mengabarkan, bahwa pendaftaran sidang terakhir tanggal 2 januari 2011. OMG, rasanya tubuh ini tak berdaya lagi ketika mendengar kabar tersebut. Sebuah harap menjadi guncang dinaungi rasa yang tak biasa kurasa. Aliran darah terasa terhambat seolah ada satu jaringan yang terhambat. Ternyata bayangan itu adalah tugas terakhirku. Sebuah kewajiban yang harus segera kupersembahkan kepada kedua orang tuaku. Sebuah amanah yang kini telah habis batas waktu dititipkan kepadaku. Sebuah puncak akhir dari pendidikan strata satuku, meskipun ini sebenarnya merupakan awal dari pencarianku mengaruhi rimba yang teramat penuh dengan deru dan debu. Kini hitungan mundur telah dimulai, semakin membuatku lunglai. Kurasakan disekelilingku banyak sekali kalender yang membuntuti. Tak hanya kalender romawi, tpi juga kalender akademik yang semakin membuatku panik. Mungkin kini yang harus dilakukan adalah menyenangkan hati dan menyenangkan Sang pembolak-balik hati manusia, agar jiwa ini semakin termotivasi mengerjakan skripsi. Walaupun seorang sahabat mengatakan bahwa menyenangkan hati itu hanyalah kamuflase, dalam istilah psikologi modern disebut effect of fear of task yang berlanjut pada manifest seeking pleasure. Dalam konteks ini bisa disebut fear of theses. Tapi buat saya menyenangkan hati itu penting, karena hati terhubung dengan semua variabel-variabel psikologis pada seseorang sehingga akan terwujudkan manifestasi dalam sebuah bentuk prestasi. Aa gym pun pernah mengingatkan kita, bila hati kian bersih maka pikiran pun akan jernih. Nah apabila hati ini kian senang dapat ditarik kesimpulan pikiranpun akan lapang. Bila pikiran lapang, sudah barang tentu tanggalan yang ada di kalender akan mampu kita hadang. Jangankan 2 januari 2011…, 17 Agustus 2011 pun kita merayakan hari kemerdekaan kita. Mudah-mudahan ini bisa menjadi perenungan buat semua teman-teman seperjuangan. Sudah saatnya kita bangkit, jangan biarkan birokrasi membenamkan semua mimpi-mimpi. Marilah secepatnya kita mendekatkan diri dengan anastasi. Amin

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun