Mohon tunggu...
Ferlianafadli Ami
Ferlianafadli Ami Mohon Tunggu... Wiraswasta - just one and only

aku hanya manusia biasa yang tak luput dari berbagai kesalahan, begitu juga dengan tulisan - tulisan yang akan aku paparkan, jika ada kesalahan mohon dimaklumi. aku bergelut di dunia sastra dan bahasa...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Biografi Singkat 1925 - 2006 (Pramoedya Ananta Toer)

13 Februari 2012   11:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:42 1480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

A. Silsilah


Ayah Pram bernama Mastoer ( lahir pada 05 Januari 1896 ), beliau adalah seorang guru, sedangkan ibunya bernama Oemi Saidah. Selain seorang guru, Mastoer pernah menjadi kepala sekolah Institut Boedi Oetomo dan aktivis PNI cabang Blora. Sementara itu, Oemi Saidah atau Siti Kadariyah lahir pada tahun 1907. Saidah adalah anak penghulu Rembang yang bernama Haji Ibrahim dengan istri selirnya Satimah. Kakek Pram dari garis ibu mengambil selir disebabkan ia sudah dua kali ditimpa kemalangan, yaitu kematian istrinya. Menurut nasihat "orang pintar", perkawinannya bisa selamat jika menikah keempat kalinya. Jadi sebagai selingan, ia mengambil selir bernama Satimah, nenek Pram.

Saidah lulus HIS pada 1992. Sayangnya, ia tidak mendapatkan izin melanjutkan studi ke Van Deventerschool (sekolah kerajinan untuk gadis) di Semarang seperti yang diharapkannya. Penyebabnya adalah ia sudah bertunangan dengan guru Mastoer yang tidak bersedia menunda perkawinannya lebih dari satu tahun. Perkawinan Mastoer dengan Saidah yang konon baru berumur 15 tahun berlangsung pada tahun 1922.

Pramoedya Ananta Toer lahir pada 06 Februari 1925 di Kampung Jetis, Blora, Jawa Tengah, sebagai anak pertama. Ibunya selalu memberikan semangat hidup kepada Pram. Salah satu pesan dari ibunya kepada Pram adalah mendorongnya agar menjadi orang yang mandiri dan kuat.

B. Masa Kecil


Masa kecil Pram banyak berada di daerah Blora. Ki Panji Konang yang pernah menjadi teman Pram sewaktu kecil di sekolah angka tiga, bertutur bahwa Pram sewaktu habis pelajaran sekolah sering mengajak teman - temannya bermain di halte pasar Blora. Di sana, mereka diajak Pram utnuk mencari bungkus rokok. Bungkus - bungkus rokok tersebut kemudian dijadikan mainan, tetapi kebanyakan oleh Pram dibuat alas untuk menulis.

[read more]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun