Mohon tunggu...
Rizal Amri
Rizal Amri Mohon Tunggu... -

Pengamat barang kerajinan dan rajin mengamati peristiwa politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Soal Petral, Ini Curhat Dahlan Iskan Tiga Tahun Lalu

20 Mei 2015   08:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:48 2584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14320903881539521277

(Sumber: merdeka.com)

Tudingan Menteri ESDM Sudirman Said, yang menyebut SBY tidak berupaya membubarkan Petral, bisa diklarifikasi melalui tulisan Dahlan Iskan (DI) yang dilansir oleh merdeka.com tiga tahun lalu.

Pada tulisan DI tahun 2012 itu, dia memang mengaku pernah bertemu dengan SBY untuk membahas pembubaran Petral. Berikut ini kutipan tulisannya:

"Dalam satu bulan terakhir tiga kali Presiden SBY mengajak mendiskusikan soal ini dengan beberapa menteri. Termasuk saya. Arahan Presiden SBY jelas dan tegas bagi saya: benahi Pertamina. Kalau ada yang mengaku-ngaku dapat backing dari Presiden, atau dari Cikeas, atau dari Istana abaikan saja. Bisa saja ada yang mengaku-ngaku mendapat backing dari Presiden SBY. Tapi sebenarnya tidak demikian. Jangankan Presiden SBY, saya pun, di bidang lain, juga mendengar ada orang yang mengatakan mendapat backing dari Menteri BUMN!,"

Dahlan juga menyebut dalam pertemuan tersebut juga diundang Karen Agustiawan yang saat ini menjadi direktur utama Pertamina.

"Presiden SBY juga menegaskan itu sekali lagi minggu lalu. Dalam pertemuan menjelang tengah malam itu diundang juga Dirut Pertamina Karen Agustiawan. Karen melaporkan sudah siap melakukan pembelian langsung, tanpa perantara lagi. Tentu diperlukan persiapan-persiapan yang matang. Tidak bisa, misalnya seperti yang diinginkan beberapa pihak, besok pagi Petral langsung dibubarkan. Pasokan BBM bisa terganggu. Dan bisa kacau-balau," tulisnya.

Menurut Dahlan, ada beberapa motif yang berada di belakang isu pembubaran Petral kala itu.

"Setidaknya ada tiga motif: 1) Ada yang dengan sungguh-sungguh dan ihlas menginginkan Pertamina benar-benar C&C dan bisa menjadi kebanggaan nasional. 2) Dengan adanya Petral mereka tidak bisa lagi 'ngobyek' dengan cara menekan-nekan Pertamina seperti terjadi di masa sebelum Petral. 3). Ada yang berharap kalau Petral dibubarkan jual-beli minyak kembali dilakukan di Jakarta dan mungkin bisa menjadi obyekan baru," jelas Dahlan.

Dari tulisannya di atas, jelas ada kegamangan DI menyikapi dorongan sementara pihak untuk membubarkan Petral. Beliau kuatir dan mensinyalir justru akan memberikan kesempatan pada mafia BBM untuk lebih mudah bermain. Tulisan DI tersebut juga bisa menepis klaim Faisal Basri bahwa ada yang menghalangi DI untuk membubarkan Petral.

Pernyataan Sudirman Said yang membuat SBY berang karena merasa difitnah, tampaknya akan berbuntut panjang. Partai Demokrat besutan SBY meminta agar DPR segera memanggil Menteri ESDM ini untuk mengklarifikasi pernyataannya itu..

"F-PD (Fraksi Partai Demokrat) akan meminta komisi terkait untuk memanggil Sudirman Said untuk menjelaskan semuanya. Kita akan buka kembali file-file lama untuk mengukur tingkat validitas pernyataannya," ujar Sekretaris Fraksi Demokrat Didik Mukrianto.

Menurut Didik, sebagai seorang pejabat, Sudirman tidak boleh mengeluarkan pernyataan tanpa didukung data akurat. Setiap pernyataan yang dikeluarkan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan.

"Kita akan memohon pihak-pihak terkait untuk mengonfirmasi atas apa yang dikatakan Sudirman Said. Kita ungkap kebenaran, jangan sampai rakyat dibodohi dengan info-info yang sesat," ujarnya.

Air keruh yang diciptakan Sudirman tampaknya akan membawanya menghadap Komisi VII DPR yang membidangi ESDM dan dipimpin kader Partai Gerindra. Momentum ini akan memicu merapatnya kembali Partai Demokrat ke kubu KMP, setelah sebelumnya mencoba menjalin kemesraan dengan PDIP di kubu KIH.

Tidak jelas apa tujuan Sudirman membuat pernyataan yang memanaskan kembali politik di negeri ini. Politikus Demokrat Ruhut Sitompul menilai pernyataan Sudirman hanya bentuk ketakutan karena kencangnya isu reshuffle kabinet.

"Ini pencitraan. Untuk mengalihkan isu saja. Takut diganti. Karena dari informasi yang kudapat, dia bakal diganti. Ini orang ketakutan. Aku minta beliau tidak melakukan fitnah-fitnah keji seperti itu," cetus Ruhut

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun