Mohon tunggu...
Rizal Amri
Rizal Amri Mohon Tunggu... -

Pengamat barang kerajinan dan rajin mengamati peristiwa politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Harga Demokrat Melesat, Ruhut Rusak Skenario

19 Februari 2017   10:23 Diperbarui: 19 Februari 2017   11:11 3817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada waktu yang sama, SBY mendapat hiburan dengan kemenangan kadernya Wahidin Halim (WH) di Pilgub Banten. Sebaliknya, kekalahan sangat tipis gubernur petahana Rano Karno yang diusung PDIP, tentu sangat “menyesakkan dada” Mega. Lepas sudah cengkeraman kekuasaan PDIP di Banten.

Hubungan SBY dan Megawati tidak pernah harmonis sepuluh tahun lebih ini. Bahkan semakin sulit untuk dicairkan, terlebih semenjak SBY akhir-akhir ini merasa terzholimi di era dimana PDIP menjadi partai penguasa. Puncaknya adalah skandal dugaan penyadapan telpon SBY. Ditambah lagi dengan "serangan" Antasari Azhar (AA) terhadap SBY, sesaat setelah dia “dilepaskan” oleh Presiden Jokowi dari tahanan. Grasi yang menurut SBY bernuansa politis dan serangan AA itu ditujukan untuk mengganjal kemenangan anaknya, AHY. Belum lagi ditemukannya ratusan ribu selebaran gelap yang mendiskreditkan calon no.1 maupun no.3.

Situasi ini, di satu sisi memposisikan Mega harus “merengek” pada SBY dan juga "menangis" karena SBY. Di sisi lain, SBY merasa dirinya sedang terzholimi oleh penguasa. Kondisi ini secara psikologis tentu bukan waktu yang tepat untuk menjalin komunikas. Apalagi hanya sekedar untuk tujuan pragmatis yang tidak banyak manfaatnya bagi Demokrat, yakni mendukung seorang Ahok yang tengah dihujat ummat Islam.

Kondisi yang tidak mudah bagi PDIP untuk merayu Demokrat ini, disadari oleh Wasekjen PDIP Achmad Basarah. Basarah menyatakan partainya akan menjaga jarak dengan Demokrat dan tidak lagi akan mengajaknya mendukung Ahok-Djarot.

"Kami kembali kepada keputusan politik yang sejak awal telah dideklarasikan oleh DPP Partai Demokrat, bahwa posisi Partai Demokrat mengambil posisi sebagai partai penyeimbang," ungkap Basarah dalam konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (18/2)

Sumber:

PAN condong ke Anies-Sandi

Ruhut: kasihan SBY

PDIP berharap Demokrat dukung Ahok

PDIP batal lobi Demokrat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun