Mohon tunggu...
Amas Brilian
Amas Brilian Mohon Tunggu... -

suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Laten

27 Februari 2014   06:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:25 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sebuah Masa Pilu menggerogoti

Terkikis hantaman ombak

Setiap hari tanpa henti

Semakin rumit kancah demokrasi

Sesumbar jaman dromokrasi

Rekayasa-rekayasa tak pada koridornya

Kemampuan yang hina disulap mulia

Ketika…

Pasukan tempur belum siap

Pilar-pilar keropos semakin melemah

Pondasi semakin tenggelam lepas

Penyusup ekonomi adikuasa

Diplomasi politik merajalela Hampa merusak

Keberanian pion menendangi hukum tak beraya

Teknologi diambang khatulistiwa bimbang menghilang

Potensi musnah ditelan naga raja

Kearifan lokal dibuang jauh ke awang-awang

Panutan tak patut dianut

Bagaikan tanpa raja diatas papan catur

Kelemahan semakin tampak jelas

Anakmu wajib merekonstruksi dirimu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun