Mohon tunggu...
Akmal Mnw
Akmal Mnw Mohon Tunggu... Freelancer - Orang Biasa

suka membaca, tetapi baru belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mengintip Kawasan "Rantau Sialang"

5 September 2014   04:25 Diperbarui: 25 Mei 2016   19:26 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1409838134960537684
1409838134960537684
1409841187813063893
1409841187813063893
Rantau Sialang, merupakan sebuah kawasan konservasi yang berada di Kecamatan Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan. Wilayah ini dipotong oleh jalan nasional Tapaktuan-Medan yang datar dan memanjang lurus. Sebagai kawasan konservasi, Rantau Sialang terdiri dari kawasan hutan dan pantai.

Keindahan panorama pantai Rantau Sialang punya daya tarik tersendiri. Pantainya yang memanjang tak terlihat dari jalan raya, karena tersembunyi dibalik dinding rimbun hutan dan belukar. Sebuah pantai yang jarang dijamah bak gadis perawan.

14098413191161028465
14098413191161028465
1409841489901835932
1409841489901835932
Pantainya yang berpasir dan luas merupakan tempat yang baik bagi penyu belimbing untuk menyimpan dan menetaskan telur. Dengan alasan itu pula, maka diwilayah ini didirikan sebuah bangunan yang bernama Stasiun Pembinaan Populasi Penyu, milik Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I. Stasiun Pembinaan Populasi Penyu ini berada di Gampong Pasie Lembang Kecamatan Kluet Selatan.

14098415771043905077
14098415771043905077
Lokasi Rantau Sialang berada ditengah-tengah antara Kecamatan Kluet Selatan dan Bakongan. Tak sulit menemukan kawasan ini karena memang tepat berada dipinggir jalan nasional Tapaktuan-Medan. Jika dari Tapaktuan, ibukota Kabupaten Aceh Selatan, hanya diperlukan 1,5 jam perjalanan saja atau jarak tempuh lebih kurang 70 Km saja. Apalagi kondisi jalannya mulus dan lebar.

Karena kawasan konservasi, ditempat ini tidak ada kegiatan warga, kecuali para pelintas saja yang lalu lalang. Namun begitu sering juga kita dapati para pelintas ini berhenti menepi dipinggir jalan untuk sejenak rehat, berteduh dari terik dibawah naungan rimbun kayu dan belukar. Terkadang adapula yang bercengkerama dengan kera-kera yang banyak berkeliaran disini, bahkan terkesan jinak dan cepat akrab dengan manusia, terutama bagi yang murah hati berbagi dengan melemparkan pisang dan makanan lainnya kera-kera ini dipastikan senang dan bertambah betah bermain-main.

14098416771688607977
14098416771688607977
14098417491039798547
14098417491039798547
Hutan yang berada diwilayah ini merupakan hutan rawa yang bersambung dengan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Dan beberapa kilometer ketengah-tengah hutan terdapat sebuah danau rawa yang diberi nama Laut Bangko oleh masyarakat setempat. Danau ini jarang dikunjungi karena sulit dijangkau dan berhutan lebat. Tidak ada akses jalan menuju Danau Laut Bangko kecuali menggunakan cano speed (sampan mesin) dengan menyusuri sungai dan rawa lebih kurang membutuhkan waktu tempuh 6 jam.

14098418681332222664
14098418681332222664
1409841961725836791
1409841961725836791
Sehabis melewati kawasan Rantau Sialang dari arah Tapaktuan, kita akan masuk kewilayah Bakongan. Bakongan merupakan sebuah teritorial yang sudah terbagi kedalam tiga kecamatan. Kecamatan-kecamatan ini sebagian besar penduduknya dipesisir dan memiliki pantai yang indah. Disepanjang pantainya tersedia pondok-pondok istirahat untuk menciipi minuman dan makanan ringan.

Kedai Kandang, 3 September 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun