Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Wijaya "Om Jay" Kusumah: "Kalau Sehari Belum Posting, Belum Tenang"

4 Desember 2011   15:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:50 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wijayakusuma atau yang sering disapa dengan Om Jay sore kemarin (3/ 12) menerima penghargaan sebagai Guraru Award Acer 2011. Pengajar TIK di SMP LabSchool ini adalah penasihat blogger bekasi dan penasihat ikatan guru indonesia. Ia mulai ngeblog 2007 tapi baru tahu manfaat ngeblog di tahun 2008. Om Jay mungkin lebih banyak dikenal setelah masuk kompasiana.com tapi sebelumnya ia sudah menulis di wordpress.com dan blogspot. Blog detik, multiply, dagidigdug tercatat juga sudah menjadi ajangnya berbagi ide. Namun kini komitmennya diperuntukkan  untuk Kompasiana karena ngeblog di sana lebih cepat ditanggapi oleh sesama blogger menurutnya. Berikut adalah wawancara santai yang saya lakukan dengan blogger leahiran 41 tahun silam yang konon baru saja sembuh dari sakitnya. Komunitas blogging apa saja yang Om Jay ikuti sampai saat ini? Komunitas blogger guru, Bekasi, dan MGMP guru TIK. Dan blog sendiri. Mainly di kompasiana dan jika sudah bagus dipindahkan ke blog sendiri. Cari ide dengan banyak jalan silaturahim, ke teman blogger dan jalan bis adpaat cerita dan diminta ke berbagai daerah. Sehingga bisa menulis setiap hari sebelum tidur. Setahun ngeblog, semua tulisannya diambil penerbit. Anak-anak saya masih SMP, mereka lebih suka Twitter-an dan Facebook. Membagi waktunya? Saya tularkan ilmu ngeblog di samping mengajarkan apa yang ada di kurikulum. Materi pengayaan adalah menulis. Misalnya mengajarkan microsoft word, kemudian ajarkan juga bagaimana anak-anak menciptakan konten dengannya. Lalu dengan begitu. Mereka biasa menulis tentang ekstrakurikuler yang diikuti yang bagus dimasukkan majalah sekolah.sehingga ada hadiah. Tentang social media untuk anak-anak dan remaja? Terus terang anak-anak kita lebih sering main game, twitteran , facebookan, kami sebagai guru mengingatkan agar anak jangan sampai terlalu asyik dengan semua itu. Karena jika berlebihan pasti ada efek sampingnya. Sehingga saya merancang sebuah kegiatan pembelajaran yang membuat kreativitasnya keluar. Terutama kreativitas menulis. Kiat untuk guru yang ingin gunakan blog sebagai media pembelajaran? Langsung dipraktikkan saja. Semua materi yang kita dapatkan dari seminar, workshop itu harus dipraktikkan. Karena keberhasilan seornag blogger itu dari praktik. Karena itulah mengapa banyak yang gagal karena masih banyak yang hanya mengandalkan teori. Profesi apapun kita , praktik itu harus. Misalnya dulu saya setahun sudah pernah belajar blog tapi tidak jalan, kenapa?? Karena saya tidak praktik. Dengan menulis sebagai praktik setiap hari dan kebutuhan dan akhirnya saya sangat bersemangat untuk menulis dan menikmatinya.  Dan hadiahnya buku-buku ini? (menunjuk buku-buku karyanya yang dipajang di depan booth Blogger Bekasi). Kita yang tadinya tukang instal doang, tukang servis komputer sekarang kita meningkat ke penulis, sebagai pembicara. Manfaat blogging? Mendapatkan Ketrampilan berbahasa sebagai penulis dan pembicara. Itu kan susah mas. Saya dulu pemalu dan sekarang saya merasa percaya diri melakukannya. Ngomong di depan orang banyak sudah terbiasa. Saya sih tidak neko-neko, berbagi aja. Saya senang berbagi karena dulu saya aktivis jadi begitu saya bekerja saya juga tidak hanya ingin berbagi dengan para rekan guru di lab School di mana saya bekerja tetapi juga dengan teman guru di seluruh nusantara. Kenapa ngeblog penting bagi guru? Karena dengan begitu, semua guru terhubung. Yang jauh jadi terasa dekat. Berbagi tiu sangat indah karena bisa mendapatkan ilmu dari banyak sumber. Saya banyak belajar ilmu lain saat berblogging. Saya tidak hanya mengajar TIK, tapi juga bahasa, IPA, itninya saya lemnjadi kaya ilmu setelah menekuni blogging.  Dan saya mempelajari perbendaharaan kata yang cukup lumayan untuk dituliskan kembali. Karena Abu bin Abu Thalib mengatakan, “Ikatlah ilmu dengan menuliskannya”. Tentang kemampuan menulis guru Indonesia? Masih sangat lemah. Itulah mengapa saya di Ikatan Guru Indonesia mencanangkan Gerakan Melek Internet dan Gerakan Guru Menulis. Karena seorang guru tidak menulis bagaimana ia bisa menularkan ilmu kepada temannya? Kalau saya mengajar saja, berbicara, itu semua hilang tapi jika ditulis akan abadi.  Misalnya saya besok meninggal nih,  saya kan misalnya umur saya tidak lama, ni temen-temen saya ada  yang meninggal nih. Temen saya yang satu menulis, yang lain tidak. Temen saya yang menulis masih tetap abadi, tulisannya ,masih dapat royalti, buku-bukunya masih bermanfaat bagi orang banyak. Tapi teman meninggal yang tidak menulis, ya udah selesai, tidak ada yang bisa ditinggalkan. Jadi itulah mengapa kita harus menulis, supaya ada peninggalan buat anak cucu kita. Makanya saya selalu bilang pada teman-teman , menulislah sebelum mati. Saya terinspirasi dari Budiman Hakim bahwa selama kita hidup setiap tahun kita tulis satu buku. Tentang proses penulisan buku, bisa diceritakan sedikit? Misalnya ini (menunjuk bukunya) adalah postingan saya setiap hari di Kompasiana. Blogger itu bukan editor, blogger menulis lepas saja ada tim editor yang akan mengedit tulisan kita, makanya setelah menjadi buku bahasanya menjadi lebih renyah. Itu enaknya, jadi sebagai blogger kita tak perlu memikirkan tata bahasa. Yang penting concern-nya adalah isi, editor akan bantu memoles. Sehingga bahasa saya di blog berbeda dari di buku. Enaknya jika menerbitkan buku dari penerbit yang sudah terkenal, kitapertama terangkat nama kita dan kedua kita dapat royalti. Selama ini kita banyak jumpai media indie. Tapi dengan menerbitkan lewat media itu, kita menjadi terpecah antara menulis buku dengan menjual buku. Kalau dalam kasus saya, saya konsentrasi menulis seementara bagian marketing ada yang lain. Untuk self publishing bagi yang punya uang bisalah, tapi untuk yang belum punya dana dan massa, sebaiknya kita ikuti penerbit saja. Dengan begitu kita bisa belajar bagaimana teknik layoutnya , teknik editingnya dan bagaimana memasarkan buku kita dan mereka sudah memiliki jaringan toko buku di Indonesia. Kalau menerbitkan sendiri, bagi pegawai seperti saya, itu susah. Kalau dalam kasus teman Budiman Hakim, ia pengusaha swasta sehingga bisa menjual sendiri, dan mencetak sendiri, hal itu susah dilakukan. Ada alokasi waktu khusus untuk ngeblog? Kalau saya sih mengalir saja. Prinsip saya kalau satu hari ini saya belum posting, berarti saya belum tenang. Begitu saja. Kalau sudah ada satu postingan ya tenang aja. Kalau ada waktu lebih, nambah lagi. Tapi biasanya kapan waktu paling banyak mendapatkan ide? Kalau saya nulis di Kompasiana sebelum tidur. Karena saat itu, pekerjaan sudah beres semua. Kalau di sekolah kan mepet waktunya, apalagi kalau ngajar full ya.  Paling jam-jam istirahat atau pas lagi ga ngajar bisa posting. Tapi kalau misalnya habis bangun tidur juga bisa pas libur. Sehari bisa berapa tulisan yang dihasilkan? Ya, minimal satu lah. Paling banyak empat. Kalau empat itu berarti pagi, siang sore, malem. Itu kalau lagi tidak banyak kerjaan. Kalau akhir minggu lebih banyak menulis di mana? Saya share semua. Karena saya di blogger bekasi ada, kompasiana ada, jadi blog mana yang belum diupdate saya update. Jadi setiap bulannya terisi, minimal 4 kali sebulan . jadi tetep hidup. Karena saya perhatikan pengunjung blog saya di wordpress juga masih banyak. Sehari bisa 1000 lebih gitu. Kiat supaya tidak malas ngeblog? Cuma stau caranya, lawan kemalasan diri sendiri. Yang membuat males kan diri kita sendiri. Tapi kalau kemalasan itu teratasi, insyaAllah bisa. Karena begini, kalau kita malas itu, oh iya kalau kita malas itu, kita ngga bisa jadi apa-apa ya. Orang sukses dan berhasil itu karena dia rajin. Komitmennya di situ, komitmen yang penting! Orang tidak mungkin langsung jadi juara, diperlukan proses. Kalau orang mau bisa nulis, dia harus nulis. Tema apa yang sering ditulis Om Jay? Saya banyak menulis tentang pendidikan saja. Tidak lari dari pendidikan. Kalau ini kan saya banyak menulis di bidang pendidikan karena inilah yang saya sukai dan kuasai dengan baik. Banyak orang merasa tidak punya ide untuk ngeblog rutin. Tanggapan Om Jay? Karena ia maunya gado-gado. Kita harus pilih satu genre. Kalau kita mau nulis tentang diri kita, ya tulis saja diri kita. Begitu juga kuliner, dsb. Tidak bisa kita meng-generalisasi semua. Pernah saya mencoba seperti itu tapi akhirnya saya kembali ke genre pendidikan. Saya tahu peminat bidang ini sedikit. Kalau saya menulis bidang ini, pembacanya tidak banyak. Tetapi ada yang membaca selalu dan tidak pernah sepi. Om Jay pernah menulis sebuah tulisan yang dipandang menyinggung sebuah pihak atau semacamnya? Ada, pernah blog saya diserang. Saya hadapi dengan bijak saja. Kan kita ngga nyari musuh. Saya  selalu menulis “Salam blogger persahabatan” di akhir tiap tulisan saya. Kalau memang sedang banyak kerjaan, saya posting tulisan yang ringan. Tak lupa saya cantumkan alamat blog pribadi saya wijayalabs.com. Saya menulis di Kompasiana itu bukan semata-mata menulis, tetapi juga marketing dan publikasi blog pribadi saya. Bagaimana dengan murid-murid Om Jay sendiri? Banyakkah yang tertarik menjadi penulis? Mereka bakat dan minatnya macam-macam. Jadi kita ngga bisa maksain mereka. Jadi apa yang perlu dijelaskan kepada mereka adalah bahwa menulis itu sesuatu yang indah, apapun profesi kita. Tulisan anak-anak pernah saya masukkan juga ke kompasiana. Saya juga pakai foto cover buku terbaru saya sebagai foto profil di kompasiana. Ini bagian dari promosi juga. Jadi bagi saya blogging itu tidak hanya berbagi tapi juga promosi. Kalau om Jay sendiri lebih memilih mana, Facebook atau Twitter? Kalau saya sendiri lebih suka Facebook , karena banyak menunya seperti notes, kalau Twitter terlalu cepat dan sering kali banyak yang berupa kalimat kosong tidak berisi. Kalau blog dan facebook, kita bisa dapat kata-kata motivasi. Di Twitter  lebih sulit. Sering live-blogging juga om Jay? Suka, kalau lagi pingin terutama saat koneksinya bagus. (ia membuka akun kompasiananya dan mengetik beberapa baris kata, tanpa peduli huruf besar atau kecil). Ini editnya belakangan! Tulis saja semua yang ada di kepala, tumpahin aja semuanya, baru nanti sebelum diposting dibaca ulang. Om Jay lebih suka menggunakan gaya bahasa apa dalam ngeblog? Santai atau resmi? Saya penganut paham kedua-duanya. Ada kalanya saat menulis yang alamiah, gaya bahasanya bebas. Tapi saat masuk ke ilmiah, gaya bahasa harus baku. Saya selalu membedakan antara yang alamiah dan ilmiah. Tetapi sesuatu yang ilmiah berawal dari yang alamiah. p.s. : Wawancara ini dilakukan saat acara  On Off ID 3 Desember kemarin, sorenya Om Jay mendapat penghargaan Guraru dari Acer.  Selamat ya Om! akhlispurnomo.com (langsung praktik tipsnya Om Jay!)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun