Bagaimana rasanya menjadi seorang kepala keluarga dan sandwich generation yang tiba-tiba kehilangan pekerjaan kerah putih yang mapan lalu dianggap tak berguna oleh dunia kerja karena usia sudah paruh baya? Itulah yang dirasakan oleh Gao Zhilei, sang tokoh utama dalam film China berjudul Upstream (2024) yang menurut saya sangat merefleksikan kondisi jutaan orang berusia 40 hingga 50-an sekarang.Â
Jika Anda belum menonton, tenang saja karena saya tak akan membocorkan plotnya di sini. Saya akan membahas sejumlah hikmah yang kita bisa petik dari film ini lewat adegan-adegannya yang sangat menyentuh. Untuk Anda yang sedang mencari nafkah di usia 40-an dan 50-an karena masih harus menghidupi keluarga dan orang tua, inilah film yang akan menguras air mata Anda.
Dedikasi terhadap Pekerjaan Boleh Tapi Rawat Juga Kesehatan
Dedikasi selama belasan tahun bekerja, mengorbankan waktu bersama keluarga demi lembur sampai akhirnya menderita diabetes dan harus suntik insulin beberapa kali sehari di usia hanya 45 tahun tidak menjamin Gao Zhilei terhindar dari PHK.Â
Saat ia diberitahu HRD bahwa ia akan dipecat, Gao berteriak geram sampai ia melempar kursi ke pimpinan personalia perusahaan. Sakitnya lagi, uang pesangon yang tak seberapa ludes untuk pengobatan sang ayah yang terkena serangan stroke akibat kelelahan bekerja di toko setelah tahu anak laki-lakinya menganggur dua bulan.Â
Di sini kita belajar untuk menetapkan batas yang sehat dan masuk akal antara pekerjaan, kesehatan dan keluarga kita. Itu karena begitu perusahaan tak membutuhkan Anda, Anda akan dibuang begitu saja tak peduli sebanyak apapun jam lembur Anda. Â Â
Jangan Hidup di Atas Kemampuan Finansial Anda
Literasi keuangan rasanya sudah menjadi keterampilan yang wajib dimiliki semua orang sekarang. Apalagi bagi Anda yang sudah berkeluarga. Jika ada satu langkah finansial yang salah, satu keluarga akan terkena dampak buruknya. Lain dari Gen Z yang kebanyakan masih lajang, kelompok pekerja dengan usia 40 dan 50-an adalah orang-orang yang sudah berkeluarga sehingga harus makin bijak (prudent) dalam mengambil berbagai keputusan finansial.
Salah satu keputusan keuangan besar adalah keputusan mengambil cicilan rumah (KPR) atau apartemen. Jika cicilannya cukup besar dibandingkan penghasilan dan tenornya lama (belasan atau puluhan tahun), hati-hati di masa ekonomi yang penuh ketidakpastian seperti sekarang karena begitu Anda kehilangan pekerjaan tetap, Anda bisa gagal membayar cicilan bulanan yang akibatnya rumah Anda bisa disita pihak bank untuk dilelang.Â
Dalam film, Gao juga diceritakan makin pusing dengan masalahnya karena tak bisa melunasi cicilan bulanan untuk bisa memiliki sebuah apartemen dengan ukuran besar di tengah kota dan harganya relatif mahal. Begitu ia dipecat, Gao dikejar-kejar pihak bank, yang tak mau memahami kesulitannya saat itu. Â Â
Solusinya adalah dengan menurunkan standar hidup dan menyadarkan diri kita bahwa hidup lebih sederhana tidak akan membuat kita mati merana bahkan bisa menjadi lebih bahagia. Asal masih bisa makan, sehat dan berkumpul dengan keluarga tercinta, hidup di rumah yang lebih kecil dan terjangkau pun tak masalah.
Ageism Bisa Menimpa Siapa Saja
Sebuah adegan yang menunjukkan penolakan terhadap Gao saat melamar kerja karena umur yang sudah 45 menunjukkan pasar tenaga kerja saat ini yang sangat kejam dengan orang-orang yang berusia matang. Umur 45 saja sudah dianggap lamban, tua, dan tidak berguna. Bahkan pengalamannya selama belasan tahun sebagai programmer tak dianggap bermanfaat.Â