Anda sudah atau hendak memasuki usia senja? Jika Anda tidak mau lekas pikun, apalagi sampai kena Alzheimer's, cobalah rutin mengemudi kendaraan entah itu mobil, sepeda motor atau sepeda untuk menjangkau tempat-tempat yang Anda ingin kunjungi.
Kenapa saya bisa berkata demikian? Karena temuan sebuah studi terbaru menyatakan bahwa  para pengemudi ambulans dan pengemudi taksi ternyata memiliki tingkat risiko kena Alzheimer's lebih rendah daripada mereka yang jarang mengemudi. Dikutip dari Mass General Brigham, studi ini dipublikasikan tanggal 16 Desember 2024 lalu.
Hal ini dimungkinkan karena ada bagian otak yang terlibat aktif dalam menciptakan peta spasial dalam benak kita saat berusaha menemukan rute ke sebuah lokasi tertentu.
Rutinitas mengemudi ini mengasah bagian otak tadi dan sekaligus mencegah 'berkaratnya' bagian tersebut sehingga risiko Alzheimer's bisa menurun signifikan.
Menurut ilmuwan yang terlibat dalam studi tersebut, jenis-jenis pekerjaan yang membutuhkan kemampuan spasial otak secara real time di lapangan dan kemampuan memproses navigasi di lingkungan sekitar diduga berkaitan erat dengan tingkat kematian yang lebih rendah akibat penyakit degeneratif otak Alzheimer's. Temuan ini dipastikan setelah studi tersebut mempertimbangkan informasi sosiodemografis seperti jenis pekerjaan, usia, jenis kelamin, suku dan pendidikan.
Keakuratan studi ini bisa dikatakan cukup tinggi sebab jumlah subjek penelitiannya mencapai hampir 9 juta orang. Sebanyak 3,88% (348.328 orang) di antaranya meninggal akibat Alzhimer's.
Uniknya meski jenis profesinya mirip tetapi pengemudi bus dan pilot pesawat memiliki tingkat risiko kena Alzheimer's yang lebih tinggi sebab pekerjaan mereka tak begitu membutuhkan kemampuan spasial real time yang dimaksud.
Kemungkinan besar telah terjadi perubahan syaraf dalam kelenjar hippocampus otak para pengemudi taksi dan ambulans yang kemudian berkontribusi pada penurunan Alzheimer's.
Meskipun hasilnya cukup jelas, belum ditemukan penjelasan mengapa hal ini bisa terjadi sebab studi ini bersifat pengamatan semata.Â
Namun, sayangnya hal ini bertentangan dengan tradisi masyarakat kita yang seolah tidak menbgizinkan para lansia untuk mmenyetir atau mengemudikan kendaraan padahal sebenarnya mereka masih mampu.Â