Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

5 Cara Hapus Jejak Digital (Belajar dari Kasus Fufufafa)

11 September 2024   07:27 Diperbarui: 11 September 2024   07:30 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikuti cara ampuh menghapus jejak digital di bawah ini. (Sumber gambar: Freepik.com)

Baru-baru ini ramai dibicarakan oleh warganet terutama di Twitter/ X perihal kontroversi akun Kaskus bernama Fufufafa. Sejumlah media arus utama mengupasnya. Para influencers di media sosial juga sibuk menguliti kasus ini. Tak heran karena diduga akun tersebut dimiliki oleh wapres terpilih kita Gibran Rakabuming Raka yang saat itu mengumbar komentar yang tak senonoh ke banyak tokoh dan selebriti. Bahkan Pikiran Rakyat merangkum semua komentar tak pantas Fufufafa itu di artikel "14 Sosok yang Dihina Fufufafa" secara gamblang.

Becermin dari kasus Fufufafa tersebut, kita pun sebagai masyarakat awam, yang bukan politisi atau tokoh publik, seharusnya bisa belajar banyak dari kasus tersebut. Terlepas dari benar tidaknya bahwa akun tadi milik Gibran, tidak ada yang bisa menyangkal bahwa jejak digital yang di masa lalu kita umbar begitu saja tanpa banyak berpikir ternyata dampaknya bisa ke masa depan kita. Bisa menjadi bumerang bagi diri kita sendiri! 

Menghapus jejak digital yang mungkin memalukan atau sangat 'receh' rasanya juga diperlukan saat ini jika Anda sedang rajin melamar pekerjaan sebab para perekrut/ HR perusahaan juga sudah jeli meneliti dan menyelidiki latar belakang dan perilaku kandidatnya di masa lalu dengan menggali jejak digital yang ada. Jadi hati-hatilah dengan konten-konten digital, akun-akun yang pernah Anda buat di masa lalu yang bisa mendatangkan problem untuk hidup Anda sekarang.

Apa Itu Jejak Digital?

Jika ditanya oleh generasi kolonial dan generasi alfa soal definisi jejak digital, kita bisa menjawab dengan mudah sebetulnya. Jejak digital adalah apapun di internet yang dapat menceritakan perilaku dan pemikiran kita. 

Bentuknya bervariasi. Bisa berupa data tentang aktivitas online, minat, dan kebiasaan belanja Anda. Bisa juga komentar Anda di situs-situs dan media sosial. Atau bisa juga tulisan di blog, termasuk Kompasiana ini. Dan memang ada yang bisa dihapus dan tak bisa diakses lagi tetapi masih ada yang bisa ditampilkan lagi dalam arsip milik website internetarchive.org yang menyimpan miliaran laman web lama yang banyak sudah hilang dan tak bisa diakses.

5 Cara Hapus Jejak Digital

Lalu pertanyaan besarnya: Apakah kita bisa menghapus jejak digital yang memalukan atau tak relevan lagi dengan diri kita sekarang?

Meskipun tidak mungkin menghapus jejak digital sepenuhnya, kita sebenarnya dapat mengurangi jumlah jejak digital kita di internet secara signifikan. 

Cara ini sendiri sudah ditempuh banyak kandidat politikus di luar negeri untuk meminimalkan adanya skandal yang bisa muncul ketika mereka mencalonkan diri sebagai pemimpin atau jabatan publik strategis. Biasanya kandidat politik itu menyerahkan urusan penghapusan jejak digital pada para konsultan politiknya agar narasi kampanye berjalan mulus. 

Berikut langkah-langkah untuk menghapus jejak digital Anda. Langkah pertama ialah Anda wajib segera menghapus akun-akun lama yang sudah tidak digunakan dan berpotensi memicu kerugian. Jangan menunda untuk menghapus akun media sosial, forum, belanja online, dan akun surel/email lama dapat mencegah orang lain melihat postingan lama dan mengurangi risiko kebocoran data.

Langkah kedua ialah menggembok atau menjadikan akun media sosial kita menjadi akun privat atau tertutup dan khusus untuk orang-orang yang kita percayai saja. Sesuaikanlah pengaturan privasi akun Facebook, Twitter, Instagram agar hanya teman-teman dan keluarga yang dapat melihat postingan Anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun