Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Fakta Unik Nepotisme pada 3 Spesies Hewan

4 Juni 2024   10:48 Diperbarui: 4 Juni 2024   10:56 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

NEPOTISME adalah istilah yang sering kita dengar di tahun politik 2024 ini. Maklum fenomena satu ini memang makin meluas saja di tanah air kita meski negara ini sudah melewati fase Reformasi. Tak cuma di level puncak, di level akar rumput masyarakat Indonesia pun fenomena nepotisme rasanya sudah mengakar kuat.

Di sini saya akan singkirkan dulu perdebatan soal etika boleh tidaknya nepotisme tersebut dan saya ingin mengajak Anda mencermati fenomena serupa di luar dunia manusia. Sebab ternyata di dunia hewan/ satwa, nepotisme juga ditemui. Tujuannya bukan untuk membenarkan nepotisme tetapi memahami nepotisme sebagai suatu alat untuk membantu makhluk apapun untuk bertahan hidup, yang bersifat netral, tidak positif maupun negatif apalagi destruktif.

Nepotisme Laba-laba: Demi Efisiensi

Nepotisme, atau sikap mengutamakan saudara atau kerabat, ternyata memiliki manfaat tersendiri dalam hal bertahan hidup bagi laba-laba. 

Sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Jutta Schneider dan mahasiswanya, Jasmin Ruch dan Lisa Heinrich dari Universitas Hamburg, Jerman, serta Trine Bilde dari Universitas Aarhus, Denmark, mengungkapkan bahwa laba-laba yang bekerja dengan kerabatnya lebih termotivasi untuk berbagi enzim pencernaan, sehingga memungkinkan mereka mengonsumsi mangsanya dengan lebih cepat dan efisien.

Selain itu, laba-laba yang memiliki hubungan kekerabatan juga lebih banyak bekerja secara komunal saat mencari makan, yang pada akhirnya menguntungkan seluruh kelompok. Temuan ini menunjukkan bahwa bekerja dengan kerabat juga penting untuk mempertahankan harmoni seiring dengan bertambahnya ukuran kelompok.

Dalam kelompok yang lebih besar, terdapat kecenderungan peningkatan untuk mengurangi kolaborasi dan mengeksploitasi anggota kelompok lain, sehingga kelompok menjadi lebih terpecah, kompetitif, dan tidak produktif. Fenomena ini dikenal sebagai 'tragedi kepemilikan bersama'. 

Namun, kelompok laba-laba yang terdiri dari saudara kandung mampu mengimbangi pola destruktif tersebut dan mempertahankan tingkat produktivitas yang lebih tinggi.

Dengan kata lain, nepotisme membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi para laba-laba yang hidup bersama serta menjaga kohesi sosial di antara para anggotanya.

Selain memberikan informasi berharga tentang pentingnya persatuan keluarga dalam bertahan hidup, temuan ini juga memberikan petunjuk tentang keberhasilan berbagai kelompok sosial di masa depan. 

Mengingat kerjasama di antara kerabat umum terjadi di seluruh kerajaan hewan, kelompok yang terdiri dari kerabat akan lebih mungkin tetap bersama dan mengembangkan struktur sosial untuk mempertahankan kelompok yang lebih langgeng. Temuan ini sangat mencerminkan perilaku manusia sepanjang sejarah.

Nepotisme Monyet Rhesus: Machiavellianisme Versi Primitif

Tak dinyana, berdasarkan penelitian ilmiah, manusia dan monyet rhesus memiliki kecerdasan Machiavellian yang serupa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun