MASYARAKAT Indonesia lazimnya memutuskan untuk membeli atau menyewa rumah berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang subjektif.
Tak heran perdebatannya sangat seru dan tak kunjung berakhir.
Kenapa demikian?
Karena setiap orang punya sudut pandang masing-masing, pengalaman masa lalu yang berbeda soal rumah, kemampuan dan kondisi finansial yang berbeda, kondisi dan kebutuhan keluarga dan orang terdekat yang berada dalam satu atap, dekat tidaknya dengan tempat kerja, nyaman tidaknya lingkungan tetangganya, serta begitu banyak faktor lain yang seakan tidak ada habisnya dibahas.
Dengan kata lain, orang saling memberi nasihat tetapi seolah lupa bahwa posisi mereka berbeda-beda meski sekilas tampak sama persis.
Namun, bagaimana jika kita meminta bantuan sains untuk memutuskannya?
Alih-alih meminta nasihat dari manusia, akan lebih objektif jika kita bisa mendapatkan jawabannya dari kalkulasi data yang faktual dan tak bisa disanggah.
Di Indonesia, cara seperti ini tentu kurang masuk ke dalam budaya mereka tetapi untuk Anda yang berminat jadi pengusaha properti, bisa jadi inilah alat yang bisa sangat membantu.
Di Amerika Serikat, telah diterapkan penggunaan sebuah indeks yang dinamai "BH&J" (Beracha, Hardin & Johnson) yang dikembangkan oleh tiga orang profesor dari College of Business Florida Atlantic University, demikian dilansir dari sciencedaily.com.
Indeks BH&J ini didesain untuk mengetahui kondisi pasar saat ini lebih menguntungkan untuk membeli atau menyewa rumah.
Dalam hal ini, tujuan pembuatan keputusan adalah untuk menciptakan keuntungan finansial tentunya. Karena siapa yang mau jual rugi propertinya (kecuali orang yang sudah sangat terpaksa)?