SEBAGAI warga asli Kota Kretek yang merantau, saya mewajibkan diri untuk berwisata kuliner saat Lebaran.
Karena sebagaimana warga Sumbar yang mengatakan tidak ada cita rasa makanan padang yang otentik di luar daerah asal, saya juga merasakan bahwa cita rasa makanan khas lokal Kudus jenis soto itu berubah tatkala diolah dan dimasak di luar teritori Kudus.
Ada beberapa warung soto khas Kudus yang Anda bisa kunjungi di wilayah Kota Kretek ini yang menurut saya sanggup mencerminkan kekhasan kuliner ini.
Anda bisa menyimpan artikel ini dalam bookmark di browser/ peramban Anda untuk dibaca nanti jika akan menyambangi Kudus di tengah perjalanan arus balik.
Berpantang Sapi
Soto di Kudus tidak ada yang memakai daging sapi tetapi memakai daging kerbau dan ayam karena memang zaman dulu masih banyak pemeluk agama Hindu di area Kudus.
Pemilihan daging kerbau dan ayam adalah simbol toleransi terhadap keyakinan yang berbeda pada saat zaman penyebaran agama Islam di era Wali Songo. Di Kudus sendiri, ada dua wali yang aktif beraktivitas menyebarkan agama Islam, yakni Sunan Kudus dan Sunan Muria.
Meski sekarang warga Kudus sudah mayoritas muslim, tradisi pemakaian daging kerbau sebagai pengganti daging sapi masih tetap lestari hingga detik ini.
Warung Soto Kudus Pak Ramidjan
Warung soto Pak Ramidjan ini salah satu warung soto yang dikenal legendaris karena telah berdiri selama beberapa generasi.
Anda bisa memesan soto kerbau khas Kudus di sini. Kalau tak suka daging kerbau, bisa juga pesan soto ayamnya.Â