"Tapi intinyal mau seviral apapun, isi cerita itu yang akan berbicara," terang perempuan pengarang tersebut.
Ia mencontohkan novel KKN di Desa Penari yang awalnya viral dulu di Twitter dan baru kemudian dilirik industri penerbit dan film.Â
Jadi semuanya berpulang kembali ke kualitas karya yang kita hasilkan sebagai penulis. Jika memang memenuhi selera dan kebutuhan pembaca, mau punya media sosial atau tidak, punya konten viral atau tidak, sepertinya juga bakal diburu pembaca.Â
Pada akhirnya, apapun yang kita lakukan agar karya kita bisa dikenal masyarakat, jangan sampai membuat kita lupa terhadap esensi pekerjaan seorang penulis: menulis dengan sebaik mungkin. (*/)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H