Mohon tunggu...
Akhlis Purnomo
Akhlis Purnomo Mohon Tunggu... Penulis - Copywriter, editor, guru yoga

Suka kata-kata lebih dari angka, kecuali yang di saldo saya. Twitter: @akhliswrites

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Perlukah Penulis Buku Punya Akun Media Sosial yang Diikuti Jutaan Orang?

7 Desember 2023   14:22 Diperbarui: 8 Desember 2023   16:17 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Zaman sekarang memiliki akun media sosial adalah sebuah keharusan. Bisa karena desakan eksistensi di era digital, atau memang karena tuntutan pekerjaan.

Hal itu juga yang dialami oleh para penulis buku di abad ke-21. Mereka tidak lagi hanya dituntut untuk memiliki keterampilan dan kepiawaian mengolah kata menjadi karya yang indah dan layak dibaca khalayak ramai tetapi juga memiliki basis penggemar di media sosial yang populer seperti Instagram atau Twitter.

Demikian hipotesis yang saya ingin pastikan jawabannya kepada pembicara workshop "Menulis Buku Hingga ke Penerbit, Apakah Sulit?", Almira Bastari, yang pada hari itu didapuk Kompasiana sebagai pemateri. Acara ini adalah bagian dari event Kompasianival 2023 yang dihelat di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta pada tanggal 25 November 2023.

Haruskah Penulis Populer di Media Sosial?

Kenapa saya bisa memiliki hipotesis seperti itu? Hal ini karena saya sempat membaca bahwa di sebuah perusahaan penerbitan para calon penulis ditanya oleh pihak editor soal punya atau tidaknya akun media sosial aktif yang sudah memiliki pengikut setia. Makin banyak pengikut di Instagram atau Twitter, makin tinggi peluang buku/ karya diterbitkan oleh pihak penerbit.

Kenapa bisa demikian? Karena logikanya, saat seorang penulis memiliki jumlah pengikut di media sosial yang lumayan banyak, upaya marketing dan sales untuk buku yang akan diterbitkan akan lebih banyak terbantu. Jumlah pengikut juga seolah menjadi dasar estimasi jumlah eksemplar yang akan terjual di pasar nanti.

Menurut Almira yang saya tanya langsung pada hari itu di sesi tanya jawab, jawabannya ada dua.

"Bisa penting dan nggak penting. Ada dua aliran nih soal itu," ujarnya.

Almira tidak menampik kenyataan bahwa beberapa tahun  terakhir pihak penerbit secara aktif mencari para influencers di media sosial atau public figures yang memiliki basis fans besar di media sosial agar mereka mau untuk menulis buku.

Misalnya Jerome Polin yang diinginkan oleh para penerbit untuk mau menulis buku dengan bekerjasama dengan  mereka.

Apakah ini salah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun